Entri yang Diunggulkan

Perjalanan ke GUNUNG WAYANG (Bandung)-via Pangalengan

      Ini adalah perjalanan yang sangat keliru,tanpa di sadari ternyata kami salah rute…. Tidak tau kenapa,tujuan kami dari awal memang sud...

Wednesday, July 23, 2014

Jalur Pendakian GUNUNG SALAK(2211 mdpl)-via Cidahu lintas Cimelati

   Gunung Salak merUpakan kompleks gunung berapi yang terletak di selatan Jakarta, di Pulau Jawa. Kawasan rangkaian gunung ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten BogorJawa Barat. Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah Perum PerhutaniKesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, tetapi sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola sebagaiTaman Nasional Gunung Halimun-Salak.
     Gunung Salak berusia relatif tua sehingga memiliki beberapa puncak. Geoposisi puncak tertinggi gunung ini ialah 6°43' LS dan 106°44' BT dan dinamakan Puncak Salak I dengan ketinggian puncak 2.211 m dari permukaan laut (dpl.).
Banyak yang mengira asal nama "Salak" adalah dari tanaman salak, akan tetapi sesungguhnya berasal dari kata bahasa Sanskertasalaka yang berarti perak.
     Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe A. Puncak tertinggi (Puncak Salak I) menurut Hartmann (1938) adalah puncak berusia tertua. Puncak Salak II berketinggian 2.180 m dpl. dianggap yang tertua kedua. Selanjutnya muncul Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl.
     Terdapat sejumlah kawah aktif yang tidak berasa di puncak. Kawah terbesar, Kawah Ratu, merupakan kawah termuda. Kawah Cikuluwung Putri dan Kawah Hirup merupakan bagian dari sistem Kawah Ratu. Semenjak tahun 1600-an tercatat terjadi beberapa kali letusan, di antaranya rangkaian letusan antara 1668-1699, 1780, 1902-1903, dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1938, berupa erupsi freatik yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri.
     Secara morfologi, Gunung Salak memiliki banyak jurang curam dan dalam. Karena seluruh tubuh gunung sampai puncak tertutup hutan lebat, kontur gunung ini tidak mudah terlihat. Hal ini sering kali menipu pendaki maupun penerbang yang melewati kawasan pegunungan ini. Gunung Salak, meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi, baik karena karakteristik vegetasi maupun medannya.
     Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur. Puncak yang paling sering didaki adalah Puncak Salak II dan Salak I. Jalur yang paling ramai adalah melalui Curugnangka, dari sisi utara gunung. Melalui jalur ini, orang akan sampai pada Puncak Salak II. Puncak Salak I biasanya didaki dari arah timur, yakni Cimelati, dekatCicurug, Sukabumi. Puncak Salak I dapat juga dicapai dari Puncak Salak II, dengan banyak kesulitan, dari Sukamantri, Ciapus. Di Puncak Salak I terdapat petilasan (berwujud kuburan) yang disebut-sebut sebagai petilasan "Embah Salak". Jalur lain adalah "jalan belakang" lewat Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu, dekat Gunung Bunder.
     Gunung Salak populer sebagai ajang tempat pendidikan bagi klub-klub pecinta alam, terutama sekali daerah punggungan Salak II. Ini dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini. Juga memiliki jalur yang cukup sulit bagi para pendaki pemula dikarenakan jalur yang dilewati jarang ditemukan cadangan air kecuali di Pos I jalur pendakian Kawah Ratu. Namun demikian, di puncak Salak I ditemukan kubangan air hujan.
     Cimelati Di jalur ini masuk dari desa cibuntu, Jika melewati track ini kita kan bertmu sebuah Vila besar sebelum mencapai pos/shelter 1 dan di sini juga terdapat beberapa air terjun, Di jalur ini banyak air yang cukup, dan tempat terakhir kita mengambil air sekitar 5 Meter kurang lebih dari pos/shelter 3 karna ada saluran air milik warga setempat yang di sebut juga dengan Pos/shelter Air, Setelah pos/shelter ini kita tidak bisa menemukan air maka bawalah cadangan air setelah kita melewati pos/shelter ini. jika anda melewati ini akan melewati 7 pos/shelter yang mana akan tertanda/di berinama di setiap pos/shelter. dan pos yang ke 7 adalah puncak salak 1.

     Untuk pendakian kami kali ini,melalui jalur Gunung cangkuang (Cidahu). Jalur ini banyak sekali rintangan yang harus kita lalui. Pendakian kami di awali dari tanah kelahiran kami, Cikeas.
Hari Rabu,14  Mei  2014
07:00 WIB
     Kami  berangkat dari base camp” KALAPUGUR-HIPAPUCI “,kami adalah jalan ketok,degol dan saya Bacun,haya bertiga meluncur langsung ke telajung cikeas,sambil santai dan menyiapin berbekalan yang kurang,sekitar satu jam kami sudah di carteran angkot   menuju jagorawi tak lebih Rp5000/orang kami sudah di jagorawi dengan waktu kurang lebih satu jam.setelah istirahat 10 menit kami langsung menaiki bus jurusan Depok – Sukabumi dengan tarip Rp10000/orang hari biasa,untuk hari hari besar mungkin berbeda.
13:00 WIB
     Setelah perjalanan 4 jam karena terhambat macet,kami sudah sampai di pertigaan CIDAHU, lalu kami memutuskan untuk makan siang dulu karena perut rasanya bersiul-siul.setelah istirahat kami langsung naik angkot warna putih menuju JAVANASPA ongkos Rp.5000/orang,namun sayang hanya sampai terminal saja,untuk melanjutkan ke pos jaga Wana Wisata Gunung Cangkuang kami terpaksa harus berjalan kaki sekitar 5 km.
     Bersukur,setelah lelah kami berjalan,kami dapat tumpangan mobil tentara yang mau jemput anggota pramuka.Setelah tidak begitu lama kami sudahsampai di pos pendakian, pos awal dimana kami harus mengurus surat izin SIMAKS.
 14:30 WIB
     Kami sudah berada dipos pendaftaran,lalu kami mengurus izin pendakian SIMAKS,yaitu surat izin dari Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS),setelah itu kami beristirahat sejenak,minum kopi,kebetulan di pos 1,camp damar (dekat Javanaspa)ini terdapat warung kopi sambil ngobrol sama anggota Marinir yang tadi ajak kami tumpangan.
15:00 WIB
     Pukul 3 sore,setelah beristirahat kami memutuskan untuknaik ke puncak salak 1,dengan cuaca yang sedikit mendung kami tetap bertekat untuk naik,tidak ada rasa putus asa,tapi bukan berarti nekat yang ada hanya semangat. Pendakian sementara ini kadang terjal kadang landai yang jelas masih bisa di jangkau kendaraan motor. Setelah tidak begitu lama kami sampai di pos 2,dimana persimpangan ke kanan Javanaspa sedangkan ke kiri menuju kawah ratu.lalu kami ambil jalur kiri menuju kawah ratu.jalur sedikit naik dan terjal dengan batuan dan tumbuhan lumut,mesti hati hati agar tidak terpeleset,tiak begitu lama jalur agak landai dan akan sampai di pos 3,di sana akan terdapat jembatan dan sungai kecil.
    Setelah 40 menit akan ada perempatan jalur pos 4,ke kanan menuju Javanaspa,ke kiri menuju kawah ratu,sedangkan lurus adalah sungai. Kami ambil jalur kiri ,setelah tidak begitu lama kami sudah sampai di shlester III,camp Bajuri,di mana persimpangan menuju ke kawah ratu jalur kiri,sedangkan jalur ke puncak salak 1 jalur lurus,di shelesteritu terdapat aliran sungai,di situ tempat terahir pengambilan air minum,karena di atas tidak ada mata air minum,di situ juga terdapat area mendirikan tenda,kami sarankan jika cuaca buruk atau waktu kita sudah habis jangan naik ke puncak salak dulu,lebih baik kemping disitu.
     Namun kami begitu sedikit nekat,dengan kondisi cuaca yang gerimis kami lanjutkan pendakian,jalurnya sangat berlumput licin dan terjal,terdapat kubangan kubangan air bekas babi hutan. Hujan tambah lebat kami sangat kedinginan kelelahan dan yang jelas lapar,namun tidak melunturkan semangat kami.
18:00 WIB
     Setelah melewati rintangan yang sangat extrim dengan cuaca yang memang buruk,3 jam sudah kami lalui,kami sudah tidak kuat,dengan pakaian danperlengkapan yang basah kami memutuskan untuk mendirikan tenda,di km 2 HS, di SHELESTER IV, kondisi yang sangat basah kami tidak bisa tidur karena hampir semua pakaian kami basah,untung saja kami membawa kantung pelastik besar jadi sebagian ada yang kami bungkus. Malam pun  semakin gelap,hujan tak reda ,rasa lapar terasa di perut,kami kehabisan air untuk masak dan minum,masih bersukur hujan turun,ketika reda kami menyaring genangan air hujan yang mengalir di jalan lintasan,kami terpaksa karena kekurangan air,namun kami menggunakn tehnik penyaringan aliran air gaya kami,untuk menyeterilkan air.
    Setelah makan dan minum kopi,hujan kembali turun,kami di hantam habis habisan,tak ada jalan lain selain berdoa mohon perlindungan.malam semakin larut kami berharap cepat siang,kami sudah tidak kuat,bukan hanya hujan dan rasa dingin yang kami hantui tapi rasa misterius pun kami rasakan,kami merasa hutan ini berbicara berteriak dan tertawa. Namun kami tetap sabar dan berdoa. tidak ada aktipitas lain selain berdoa,saat itu hati kami hanya tertuju pada yang kuasa, minta perlindungan hingga pagi hari.

Hari Kamis, 15 Mei 2014
06:00 WIB
     Pagi – pagi sekali kami sudah menyiapkan untuk sarapan,sambil poto poto dan minum kopi di temenin sebatang rokok kami menghirup udara pagi yang segar.
Sejenak aku takjub pada ciptaan yang maha Kuasa,di shelester IV ini pandangan mata serasa mengalahkan keinginan menguasai dunia,terlihat di arah barat kawah ratu yang begitu gagahnya menggeram,sedangkan di arah selatan Gunung Gede terlihat berwibawa.
     Sambil ngopi-ngopi dan menyiapkan sarapan,kami juga sambil berkemas untuk melanjutkan ke puncak salak 1, menjemur pakaian dan peralatan yang basah,juga menyiapkan mental agar tetap semangat.

09:00 WIB
     Kami siap untuk melanjutkan perjalanan,di awali dengan tanjakan yang sangat extrim dan berlumpur,di tmbah licin bekas hujan kemarin,kami merayap sedikit demi sedikit dengan bantuan akar-akar pohon. Perjalanan kami sekitar 3 km lagi dengan waktu tempuh kira-kira 3-4 jam perjalanan menuju puncak.
     Di km 3 hs,jalan semakin tambah extrim,kami sarankan buat yang mau mendaki agar menggunakan sepatu husus,karena jalur sangat licin dan terjal.kabut semakin menebal bertanda akan turun hujan lagi,namun kami tetap semangat untuk melanjutkan, tiap shelester tiap pos dan tiap patok jarak kami pegang erat-erat karena rasa bangga dan syukur.
     Di km 3 ini,kami menyusuri pinggiran jurang kawah ratu, hanya bantuan akar-akar saja yang bisa kami gunakan untuk menopang, udarapun semakin menipis karena lebatnya hutan dan ketinggian gunung hingga kami kadang merasa sesak napas. di km 4 kami merasa sangat lelah kehabisan napas, kami sempat putus asa enggan melanjutkan,pasrah,lelah, namun kami pikir sayang sudah jauh-jauh tidak nyampe puncak, kembali pun percuma karena jarak untuk kembali sudah sangat jauh,dengan niat dan tekat kuat kami kobarkan kembali semangat.

10:40 WIB
     Kami sudah di puncak bayangan, puncak ini adalah puncak awal menuju puncak salak 1, siapa pun di puncak ini akan merasa lega karena merasa puncak salak 1 sudah dekat, hanya tinggal 1 km lagi.

12:00 WIB
    Tepat jam 12 siang kami sudah nyampe di puncak salak 1, ALHAMDULILAAAAAAAAH, itulah ucapan pertama kami karena rasa syukur yang mendalam. langsung saja kami buka perbekalan yang sudah di siapkan di shelester IV, perut rasanya berkomentar.
     Setelah perut merasa lega kami lanjutkan berziarah ke makam EMBAH SALAK dengan nama asli R.KH.Muhamad Hasan bin R.KH Bahyudin Praja Kusumah (masih keturuna Pr.Kian Santang),setelah itu sampil menjemur pakaian basah,setelah sholat djuhur kami pantau tempat-tempat dan jurang-jurang yang extrim dan indah.Rasa lelah terbalas semua,tak ada kata yang mau di ucapkan saat itu,hanya rasa bangga karena perjuangan kami.

13:00 WIB
     Kami siap turun,sebelumnya kami bimbang arah mana menuju jalur Ci melati,karena lintasan kami pulang menuju Ci Melati, banyak sekali jalur luntasan sayang kompas kami tertinggal,masih untung kami bisa melihat matahari karena saat itu matahari mau menampakan,tak ragu lagi kami pilih jalur menuju Timur, tak begitu lama ada rombongan dari pecinta alam Katulistiwa yang naik lewat ci Melati, saat itu kami semakin percaya diri memilih jalur Timur. setelah berkenalan dan berbincang dengan pecinta alam Katulistiwa kami melanjutkan turun lintas Ci Melati, diperkirakan sekitar 4-5 jam menuju Ci melati.
     Setelah 1 jam kami turun kami merasa lapar,kami pun buka alat masak dan menyiapkan,namun saat kami sedang menyantap makanan,kabut mulai turun hujan pun menyertainya.
     dari perjalanan pulang sekitar 3 jam tanpa henti tanpa lelah,istirahatpun kadang sebentar karena hujan semakin lebat,kabut semakin gelap,hutan seperti bicara meneriakan kami,"cepaaat-cepaaat kalau ingin selamat", memang kami mengejar waktu karena ingin keluar hutan sebelum malam, jika terjadi sangat berbahaya tak ada yang bisa memberi bantuan karena saat itu hanya kami bertiga yang mendaki puncak salak 1, lalu menyusul PA Katulistiwa itu pun dari jalur Ci Melati.

17:00 WIB
     Setelah kami hantam batu-batu dan genangan air hujan,waktu demi waktu sampai di hutan pinus,di sinilah kami merasa lega karena di perkirakan jalan perkampungan sudah dekat,benar saja perkampungan sudah mulai kelihatan,sudah terdengar suara solawatan di mesjid terdekat,lega rasanya. menyusuri jalan perkampungan setelah kami bersih-bersih di mata air perkebunan warga,namun hujan tetap mengguyur kami.tak peduli kami lanjutkan perjalnan sambil mencari warung untuk istirahat.
     Setelah istirahat di warung walaupun guyuran hujan tetap membasahi kami tetap pada pendirian,melanjutkan perjalanan menuju pos lalu berjalan menuju pasar ci curug sekitar 3 km.dari pasar kami lanjutkn pulang naik mobil angkot menuju ci Awi Rp.10000/orang,di situlah akhir perjalanan kami karena sampai ci Awi adalah tempat kami memulai kemana lagi perjalanan akan dilanjut,namun kami memilih jalan pulang menuju cikeas. 

Itulah perjalanan kami,banyak sekali cerita,kesan pahit dan manis dan pelajaran yang kami dapat yang tidak saya tulis dari pendakian ini.

Alhamdulillah..........


DOKUMENTASI


PETA GUNUNG SALAK 1 www.bacunbupet.blogspot.com


Bacun-Degol (Gunung Cangkuang-TNGHS)
Bacun-Ketok (Camp Damar-TNGHS)
Ketok-Degol (menuju Salak 1)
Bacun-Ketok (Camp Bajuri-Simpang Salak 1)
Selester IV (Salak 1)
Puncak Salak 1


Puncak Salak 1


Puncak Salak 1



Degol (Makam Mbah Salak)




Bacun (Makam Mbah Salak)



Bacun (Hutan Rimba Lintas Cimelati)



Jalur Cimelati (Istirahat)



Jalur Cimelati (Masak-Masak)