Gunung Salak merUpakan kompleks gunung berapi yang terletak di selatan Jakarta, di Pulau Jawa. Kawasan rangkaian gunung ini termasuk
ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah Perum PerhutaniKesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor,
tetapi sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan
dikelola sebagaiTaman Nasional Gunung Halimun-Salak. |
Gunung Salak berusia relatif tua sehingga memiliki
beberapa puncak. Geoposisi puncak tertinggi gunung ini ialah 6°43' LS dan
106°44' BT dan dinamakan Puncak Salak I dengan ketinggian puncak 2.211 m dari
permukaan laut (dpl.).
Banyak yang mengira asal nama "Salak" adalah
dari tanaman salak, akan tetapi sesungguhnya berasal dari
kata bahasa Sanskerta, salaka yang berarti perak.
Gunung Salak merupakan gunung api
strato tipe A. Puncak tertinggi (Puncak Salak I) menurut Hartmann (1938) adalah
puncak berusia tertua. Puncak Salak II berketinggian 2.180 m dpl. dianggap yang
tertua kedua. Selanjutnya muncul Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl.
Terdapat sejumlah kawah aktif yang
tidak berasa di puncak. Kawah terbesar, Kawah Ratu, merupakan kawah termuda.
Kawah Cikuluwung Putri dan Kawah Hirup merupakan bagian dari sistem Kawah Ratu. Semenjak tahun 1600-an tercatat terjadi beberapa kali letusan, di
antaranya rangkaian letusan antara 1668-1699, 1780, 1902-1903, dan 1935.
Letusan terakhir terjadi pada tahun 1938, berupa erupsi freatik yang terjadi di Kawah Cikuluwung
Putri.
Secara morfologi, Gunung Salak memiliki
banyak jurang curam dan dalam. Karena seluruh tubuh gunung sampai puncak
tertutup hutan lebat, kontur gunung ini tidak mudah terlihat. Hal ini sering
kali menipu pendaki maupun penerbang yang melewati kawasan pegunungan ini. Gunung Salak, meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi
memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi, baik karena karakteristik vegetasi
maupun medannya.
Gunung Salak dapat didaki dari beberapa
jalur. Puncak yang paling sering didaki adalah Puncak Salak II dan Salak I. Jalur yang paling ramai adalah melalui Curugnangka, dari sisi utara
gunung. Melalui jalur ini, orang akan sampai pada Puncak Salak II. Puncak Salak I biasanya didaki dari arah timur, yakni Cimelati, dekatCicurug, Sukabumi. Puncak Salak I dapat juga dicapai
dari Puncak Salak II, dengan banyak kesulitan, dari Sukamantri, Ciapus. Di
Puncak Salak I terdapat petilasan (berwujud kuburan) yang disebut-sebut sebagai
petilasan "Embah Salak". Jalur lain adalah
"jalan belakang" lewat Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu, dekat
Gunung Bunder.
Gunung Salak populer sebagai ajang
tempat pendidikan bagi klub-klub pecinta alam, terutama sekali daerah punggungan
Salak II. Ini dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki
yang mengunjungi gunung ini. Juga memiliki jalur yang cukup sulit bagi para
pendaki pemula dikarenakan jalur yang dilewati jarang ditemukan cadangan air
kecuali di Pos I jalur pendakian Kawah Ratu. Namun demikian, di puncak Salak I
ditemukan kubangan air hujan.
Cimelati Di jalur ini masuk dari
desa cibuntu, Jika melewati track ini kita kan
bertmu sebuah Vila besar sebelum mencapai pos/shelter 1 dan di sini juga
terdapat beberapa air terjun, Di jalur ini banyak air yang cukup, dan tempat
terakhir kita mengambil air sekitar 5 Meter kurang lebih dari pos/shelter 3
karna ada saluran air milik warga setempat yang di sebut juga dengan
Pos/shelter Air, Setelah pos/shelter ini kita tidak bisa menemukan air maka
bawalah cadangan air setelah kita melewati pos/shelter ini. jika anda melewati
ini akan melewati 7 pos/shelter yang mana akan tertanda/di berinama di setiap
pos/shelter. dan pos yang ke 7 adalah puncak salak 1.
Untuk pendakian kami kali ini,melalui
jalur Gunung cangkuang (Cidahu). Jalur ini banyak sekali rintangan yang harus
kita lalui. Pendakian kami di awali dari tanah kelahiran kami, Cikeas.
Hari Rabu,14 Mei
2014
07:00 WIB
Kami berangkat dari base camp”
KALAPUGUR-HIPAPUCI “,kami adalah jalan ketok,degol dan saya Bacun,haya bertiga
meluncur langsung ke telajung cikeas,sambil santai dan menyiapin berbekalan
yang kurang,sekitar satu jam kami sudah di carteran
angkot menuju jagorawi tak lebih
Rp5000/orang kami sudah di jagorawi dengan waktu kurang lebih satu jam.setelah
istirahat 10 menit kami langsung menaiki bus jurusan Depok – Sukabumi dengan
tarip Rp10000/orang hari biasa,untuk hari hari besar mungkin berbeda.
13:00 WIB
Setelah perjalanan 4 jam karena terhambat
macet,kami sudah sampai di pertigaan CIDAHU, lalu kami memutuskan untuk makan
siang dulu karena perut rasanya bersiul-siul.setelah istirahat kami langsung
naik angkot warna putih menuju JAVANASPA ongkos Rp.5000/orang,namun sayang
hanya sampai terminal saja,untuk melanjutkan ke pos jaga Wana Wisata Gunung
Cangkuang kami terpaksa harus berjalan kaki sekitar 5 km.
Bersukur,setelah lelah kami berjalan,kami
dapat tumpangan mobil tentara yang mau jemput anggota pramuka.Setelah tidak begitu lama
kami sudahsampai di pos pendakian, pos awal dimana kami harus mengurus surat
izin SIMAKS.
14:30 WIB
Kami
sudah berada dipos pendaftaran,lalu kami mengurus izin pendakian SIMAKS,yaitu
surat izin dari Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS),setelah itu kami
beristirahat sejenak,minum kopi,kebetulan di pos 1,camp damar (dekat
Javanaspa)ini terdapat warung kopi sambil ngobrol sama anggota Marinir yang
tadi ajak kami tumpangan.
15:00 WIB
Pukul 3
sore,setelah beristirahat kami memutuskan untuknaik ke puncak salak 1,dengan
cuaca yang sedikit mendung kami tetap bertekat untuk naik,tidak ada rasa putus
asa,tapi bukan berarti nekat yang ada hanya semangat. Pendakian sementara ini
kadang terjal kadang landai yang jelas masih bisa di jangkau kendaraan motor.
Setelah tidak begitu lama kami sampai di pos 2,dimana persimpangan ke kanan
Javanaspa sedangkan ke kiri menuju kawah ratu.lalu kami ambil jalur kiri menuju
kawah ratu.jalur sedikit naik dan terjal dengan batuan dan tumbuhan lumut,mesti
hati hati agar tidak terpeleset,tiak begitu lama jalur agak landai dan akan
sampai di pos 3,di sana akan terdapat jembatan dan sungai kecil.
Setelah
40 menit akan ada perempatan jalur pos 4,ke kanan menuju Javanaspa,ke kiri menuju
kawah ratu,sedangkan lurus adalah sungai. Kami ambil jalur kiri ,setelah tidak
begitu lama kami sudah sampai di shlester III,camp Bajuri,di mana persimpangan
menuju ke kawah ratu jalur kiri,sedangkan jalur ke puncak salak 1 jalur
lurus,di shelesteritu terdapat aliran sungai,di situ tempat terahir pengambilan
air minum,karena di atas tidak ada mata air minum,di situ juga terdapat area
mendirikan tenda,kami sarankan jika cuaca buruk atau waktu kita sudah habis
jangan naik ke puncak salak dulu,lebih baik kemping disitu.
Namun
kami begitu sedikit nekat,dengan kondisi cuaca yang gerimis kami lanjutkan
pendakian,jalurnya sangat berlumput licin dan terjal,terdapat kubangan kubangan
air bekas babi hutan. Hujan tambah lebat kami sangat kedinginan kelelahan dan
yang jelas lapar,namun tidak melunturkan semangat kami.
18:00 WIB
Setelah
melewati rintangan yang sangat extrim dengan cuaca yang memang buruk,3 jam
sudah kami lalui,kami sudah tidak kuat,dengan pakaian danperlengkapan yang
basah kami memutuskan untuk mendirikan tenda,di km 2 HS, di SHELESTER IV, kondisi
yang sangat basah kami tidak bisa tidur karena hampir semua pakaian kami
basah,untung saja kami membawa kantung pelastik besar jadi sebagian ada yang
kami bungkus. Malam pun semakin
gelap,hujan tak reda ,rasa lapar terasa di perut,kami kehabisan air untuk masak
dan minum,masih bersukur hujan turun,ketika reda kami menyaring genangan air
hujan yang mengalir di jalan lintasan,kami terpaksa karena kekurangan air,namun
kami menggunakn tehnik penyaringan aliran air gaya kami,untuk menyeterilkan
air.
Setelah
makan dan minum kopi,hujan kembali turun,kami di hantam habis habisan,tak ada
jalan lain selain berdoa mohon perlindungan.malam semakin larut kami berharap
cepat siang,kami sudah tidak kuat,bukan hanya hujan dan rasa dingin yang kami
hantui tapi rasa misterius pun kami rasakan,kami merasa hutan ini berbicara
berteriak dan tertawa. Namun kami tetap sabar dan berdoa. tidak ada aktipitas
lain selain berdoa,saat itu hati kami hanya tertuju pada yang kuasa, minta
perlindungan hingga pagi hari.
Hari Kamis, 15 Mei 2014
06:00 WIB
Pagi –
pagi sekali kami sudah menyiapkan untuk sarapan,sambil poto poto dan minum kopi
di temenin sebatang rokok kami menghirup udara pagi yang segar.
Sejenak aku takjub pada ciptaan yang maha Kuasa,di shelester IV ini pandangan mata serasa mengalahkan keinginan menguasai dunia,terlihat di arah barat kawah ratu yang begitu gagahnya menggeram,sedangkan di arah selatan Gunung Gede terlihat berwibawa.
Sambil ngopi-ngopi dan menyiapkan sarapan,kami juga sambil berkemas untuk melanjutkan ke puncak salak 1, menjemur pakaian dan peralatan yang basah,juga menyiapkan mental agar tetap semangat.
09:00 WIB
Kami siap untuk melanjutkan perjalanan,di awali dengan tanjakan yang sangat extrim dan berlumpur,di tmbah licin bekas hujan kemarin,kami merayap sedikit demi sedikit dengan bantuan akar-akar pohon. Perjalanan kami sekitar 3 km lagi dengan waktu tempuh kira-kira 3-4 jam perjalanan menuju puncak.
Di km 3 hs,jalan semakin tambah extrim,kami sarankan buat yang mau mendaki agar menggunakan sepatu husus,karena jalur sangat licin dan terjal.kabut semakin menebal bertanda akan turun hujan lagi,namun kami tetap semangat untuk melanjutkan, tiap shelester tiap pos dan tiap patok jarak kami pegang erat-erat karena rasa bangga dan syukur.
Di km 3 ini,kami menyusuri pinggiran jurang kawah ratu, hanya bantuan akar-akar saja yang bisa kami gunakan untuk menopang, udarapun semakin menipis karena lebatnya hutan dan ketinggian gunung hingga kami kadang merasa sesak napas. di km 4 kami merasa sangat lelah kehabisan napas, kami sempat putus asa enggan melanjutkan,pasrah,lelah, namun kami pikir sayang sudah jauh-jauh tidak nyampe puncak, kembali pun percuma karena jarak untuk kembali sudah sangat jauh,dengan niat dan tekat kuat kami kobarkan kembali semangat.
10:40 WIB
Kami sudah di puncak bayangan, puncak ini adalah puncak awal menuju puncak salak 1, siapa pun di puncak ini akan merasa lega karena merasa puncak salak 1 sudah dekat, hanya tinggal 1 km lagi.
12:00 WIB
Tepat jam 12 siang kami sudah nyampe di puncak salak 1, ALHAMDULILAAAAAAAAH, itulah ucapan pertama kami karena rasa syukur yang mendalam. langsung saja kami buka perbekalan yang sudah di siapkan di shelester IV, perut rasanya berkomentar.
Setelah perut merasa lega kami lanjutkan berziarah ke makam EMBAH SALAK dengan nama asli R.KH.Muhamad Hasan bin R.KH Bahyudin Praja Kusumah (masih keturuna Pr.Kian Santang),setelah itu sampil menjemur pakaian basah,setelah sholat djuhur kami pantau tempat-tempat dan jurang-jurang yang extrim dan indah.Rasa lelah terbalas semua,tak ada kata yang mau di ucapkan saat itu,hanya rasa bangga karena perjuangan kami.
13:00 WIB
Kami siap turun,sebelumnya kami bimbang arah mana menuju jalur Ci melati,karena lintasan kami pulang menuju Ci Melati, banyak sekali jalur luntasan sayang kompas kami tertinggal,masih untung kami bisa melihat matahari karena saat itu matahari mau menampakan,tak ragu lagi kami pilih jalur menuju Timur, tak begitu lama ada rombongan dari pecinta alam Katulistiwa yang naik lewat ci Melati, saat itu kami semakin percaya diri memilih jalur Timur. setelah berkenalan dan berbincang dengan pecinta alam Katulistiwa kami melanjutkan turun lintas Ci Melati, diperkirakan sekitar 4-5 jam menuju Ci melati.
Setelah 1 jam kami turun kami merasa lapar,kami pun buka alat masak dan menyiapkan,namun saat kami sedang menyantap makanan,kabut mulai turun hujan pun menyertainya.
dari perjalanan pulang sekitar 3 jam tanpa henti tanpa lelah,istirahatpun kadang sebentar karena hujan semakin lebat,kabut semakin gelap,hutan seperti bicara meneriakan kami,"cepaaat-cepaaat kalau ingin selamat", memang kami mengejar waktu karena ingin keluar hutan sebelum malam, jika terjadi sangat berbahaya tak ada yang bisa memberi bantuan karena saat itu hanya kami bertiga yang mendaki puncak salak 1, lalu menyusul PA Katulistiwa itu pun dari jalur Ci Melati.
17:00 WIB
Setelah kami hantam batu-batu dan genangan air hujan,waktu demi waktu sampai di hutan pinus,di sinilah kami merasa lega karena di perkirakan jalan perkampungan sudah dekat,benar saja perkampungan sudah mulai kelihatan,sudah terdengar suara solawatan di mesjid terdekat,lega rasanya. menyusuri jalan perkampungan setelah kami bersih-bersih di mata air perkebunan warga,namun hujan tetap mengguyur kami.tak peduli kami lanjutkan perjalnan sambil mencari warung untuk istirahat.
Setelah istirahat di warung walaupun guyuran hujan tetap membasahi kami tetap pada pendirian,melanjutkan perjalanan menuju pos lalu berjalan menuju pasar ci curug sekitar 3 km.dari pasar kami lanjutkn pulang naik mobil angkot menuju ci Awi Rp.10000/orang,di situlah akhir perjalanan kami karena sampai ci Awi adalah tempat kami memulai kemana lagi perjalanan akan dilanjut,namun kami memilih jalan pulang menuju cikeas.
Itulah perjalanan kami,banyak sekali cerita,kesan pahit dan manis dan pelajaran yang kami dapat yang tidak saya tulis dari pendakian ini.
Alhamdulillah..........
Sejenak aku takjub pada ciptaan yang maha Kuasa,di shelester IV ini pandangan mata serasa mengalahkan keinginan menguasai dunia,terlihat di arah barat kawah ratu yang begitu gagahnya menggeram,sedangkan di arah selatan Gunung Gede terlihat berwibawa.
Sambil ngopi-ngopi dan menyiapkan sarapan,kami juga sambil berkemas untuk melanjutkan ke puncak salak 1, menjemur pakaian dan peralatan yang basah,juga menyiapkan mental agar tetap semangat.
09:00 WIB
Kami siap untuk melanjutkan perjalanan,di awali dengan tanjakan yang sangat extrim dan berlumpur,di tmbah licin bekas hujan kemarin,kami merayap sedikit demi sedikit dengan bantuan akar-akar pohon. Perjalanan kami sekitar 3 km lagi dengan waktu tempuh kira-kira 3-4 jam perjalanan menuju puncak.
Di km 3 hs,jalan semakin tambah extrim,kami sarankan buat yang mau mendaki agar menggunakan sepatu husus,karena jalur sangat licin dan terjal.kabut semakin menebal bertanda akan turun hujan lagi,namun kami tetap semangat untuk melanjutkan, tiap shelester tiap pos dan tiap patok jarak kami pegang erat-erat karena rasa bangga dan syukur.
Di km 3 ini,kami menyusuri pinggiran jurang kawah ratu, hanya bantuan akar-akar saja yang bisa kami gunakan untuk menopang, udarapun semakin menipis karena lebatnya hutan dan ketinggian gunung hingga kami kadang merasa sesak napas. di km 4 kami merasa sangat lelah kehabisan napas, kami sempat putus asa enggan melanjutkan,pasrah,lelah, namun kami pikir sayang sudah jauh-jauh tidak nyampe puncak, kembali pun percuma karena jarak untuk kembali sudah sangat jauh,dengan niat dan tekat kuat kami kobarkan kembali semangat.
10:40 WIB
Kami sudah di puncak bayangan, puncak ini adalah puncak awal menuju puncak salak 1, siapa pun di puncak ini akan merasa lega karena merasa puncak salak 1 sudah dekat, hanya tinggal 1 km lagi.
12:00 WIB
Tepat jam 12 siang kami sudah nyampe di puncak salak 1, ALHAMDULILAAAAAAAAH, itulah ucapan pertama kami karena rasa syukur yang mendalam. langsung saja kami buka perbekalan yang sudah di siapkan di shelester IV, perut rasanya berkomentar.
Setelah perut merasa lega kami lanjutkan berziarah ke makam EMBAH SALAK dengan nama asli R.KH.Muhamad Hasan bin R.KH Bahyudin Praja Kusumah (masih keturuna Pr.Kian Santang),setelah itu sampil menjemur pakaian basah,setelah sholat djuhur kami pantau tempat-tempat dan jurang-jurang yang extrim dan indah.Rasa lelah terbalas semua,tak ada kata yang mau di ucapkan saat itu,hanya rasa bangga karena perjuangan kami.
13:00 WIB
Kami siap turun,sebelumnya kami bimbang arah mana menuju jalur Ci melati,karena lintasan kami pulang menuju Ci Melati, banyak sekali jalur luntasan sayang kompas kami tertinggal,masih untung kami bisa melihat matahari karena saat itu matahari mau menampakan,tak ragu lagi kami pilih jalur menuju Timur, tak begitu lama ada rombongan dari pecinta alam Katulistiwa yang naik lewat ci Melati, saat itu kami semakin percaya diri memilih jalur Timur. setelah berkenalan dan berbincang dengan pecinta alam Katulistiwa kami melanjutkan turun lintas Ci Melati, diperkirakan sekitar 4-5 jam menuju Ci melati.
Setelah 1 jam kami turun kami merasa lapar,kami pun buka alat masak dan menyiapkan,namun saat kami sedang menyantap makanan,kabut mulai turun hujan pun menyertainya.
dari perjalanan pulang sekitar 3 jam tanpa henti tanpa lelah,istirahatpun kadang sebentar karena hujan semakin lebat,kabut semakin gelap,hutan seperti bicara meneriakan kami,"cepaaat-cepaaat kalau ingin selamat", memang kami mengejar waktu karena ingin keluar hutan sebelum malam, jika terjadi sangat berbahaya tak ada yang bisa memberi bantuan karena saat itu hanya kami bertiga yang mendaki puncak salak 1, lalu menyusul PA Katulistiwa itu pun dari jalur Ci Melati.
17:00 WIB
Setelah kami hantam batu-batu dan genangan air hujan,waktu demi waktu sampai di hutan pinus,di sinilah kami merasa lega karena di perkirakan jalan perkampungan sudah dekat,benar saja perkampungan sudah mulai kelihatan,sudah terdengar suara solawatan di mesjid terdekat,lega rasanya. menyusuri jalan perkampungan setelah kami bersih-bersih di mata air perkebunan warga,namun hujan tetap mengguyur kami.tak peduli kami lanjutkan perjalnan sambil mencari warung untuk istirahat.
Setelah istirahat di warung walaupun guyuran hujan tetap membasahi kami tetap pada pendirian,melanjutkan perjalanan menuju pos lalu berjalan menuju pasar ci curug sekitar 3 km.dari pasar kami lanjutkn pulang naik mobil angkot menuju ci Awi Rp.10000/orang,di situlah akhir perjalanan kami karena sampai ci Awi adalah tempat kami memulai kemana lagi perjalanan akan dilanjut,namun kami memilih jalan pulang menuju cikeas.
Itulah perjalanan kami,banyak sekali cerita,kesan pahit dan manis dan pelajaran yang kami dapat yang tidak saya tulis dari pendakian ini.
Alhamdulillah..........
DOKUMENTASI
PETA GUNUNG SALAK 1 www.bacunbupet.blogspot.com |
Bacun-Degol (Gunung Cangkuang-TNGHS) |
Bacun-Ketok (Camp Damar-TNGHS) |
Ketok-Degol (menuju Salak 1) |
Bacun-Ketok (Camp Bajuri-Simpang Salak 1) |
Selester IV (Salak 1) |
Puncak Salak 1 |
Puncak Salak 1 |
Puncak Salak 1 |
Degol (Makam Mbah Salak) |
Bacun (Makam Mbah Salak) |
Bacun (Hutan Rimba Lintas Cimelati) |
Jalur Cimelati (Istirahat) |
Jalur Cimelati (Masak-Masak) |