Entri yang Diunggulkan

Perjalanan ke GUNUNG WAYANG (Bandung)-via Pangalengan

      Ini adalah perjalanan yang sangat keliru,tanpa di sadari ternyata kami salah rute…. Tidak tau kenapa,tujuan kami dari awal memang sud...

Tuesday, April 14, 2015

Perjalanan ke GUNUNG WAYANG (Bandung)-via Pangalengan

      Ini adalah perjalanan yang sangat keliru,tanpa di sadari ternyata kami salah rute….

Tidak tau kenapa,tujuan kami dari awal memang sudah di planing,tidak  tau kenapa salah rute,mungkin terlalu banyak bertanya sebab setiap jawaban dari tiap orang mengenai rute berbeda jalur,memang semuanya tida ada yang salah Cuma masalahnya jalur mana yang lebih dekat.itulah kekurangan kami dalah hal mencari rute namun kami berharap semuanya ada hikmahnya,sebagai pengalaman perjalanan yang memang  penuh dengan manfaat.
     Mestinya  kami  mengambil  rute Bandung-ciparay-Pacet-kerta sari, namun kami mengambil rute Bandung-pangalengan-kertamanah jelas lebih jauh,yang akhirnya kami kehilangan banyak waktu tempuh,di prediksikan sebelum adzan magrib kami sudah di puncak,tapi malah tersesat di perkebunan Malabar,mungkin karena derasnya hujan kami jadi sedikit terhambat perjalanan juga karena emosi ingin cepat sampai jadi tak konsentrasi membaca peta malah mendengarkan apa kata orang lain.
Semoga perjalanan kami yang satu ini selalu menjadi pelajaran dari awal perjalanan dan pendakian kami.dan kami memulai cerita pendakian ini……….

GUNUNG WAYANG

     Gunung Wayang adalah sebuah gunung yang terdapat di selatan  kabupaten bandung,dengan ketinggian 2241 mdpl,letaknya di desa Tarumajaya kecamatan Kertasari kabupaten Bandung. gunung ini mempunyai kawasan hutan Dipterokarp buki,hutan Dipterokarp atas,hutan Montana dan hutan Arecaceous/hutan gunung. Gunung ini terdiri dari jajaran perbukitan dan gunung gunung kecil lain seperti gunung Windu dan gunung Bedil.dari kaki gunung Wayang mengalir 7 mata air yang  mengairi setu Cisanti sebagai hulu sungai dari sungai Citarum sungai terpanjang di pulau Jawa.Vegetasi hutan ini semak belukar di sekelilingnya terdapat pohon besar.
Gunung Wayang dikelilingi oleh gunung gunung besar di Jawa Barat,sebelah timur terdapat gunung Papandayan yang berdiri kokoh,sebelah selatan berbatasan dengan pegunungan Malabar,sebelah barat berbatasan dengan perbukitan Arjasari,sebelah utara berbatasan dengan wilayah Majalaya.
Untuk masuk ke  area gunung Wayang,Pendaki harus melewati jalur perkebunan teh yang bercampur dengan perkebunan komoditas sayuran milik Warga sekitar.adpun rute jalur ke gunung Wayang dapat dilalu 2 jalur d kota Bandung,pertama jalur terdekat jalur Ciparay-Pacet-Kertasari,yang kedua jaur terjauh alur Pangalengan-kertasari.tentu jalur yang mesti dipilih adalah jalur pertama.

     Sebagai permulaan cerita,maka saya langsung ke cerita perjalanan…………………………………………………….

15 Nopember 2014

Pukul 08:00

     Seperti biasa perjalanan kami dari base camp menuju dusun telajung Cikeas siap carter angkot menuju nagrak,ongkos murah kok,rp.3000/orang.di perapatan nagrak kami siap menunggu bus Bandung,tidak berapa lama bus MGI muncul,trayek ini dari cileungsi langsung ke Bandung via tol,ongkos rp.55000/orang.Kurang lebih 3 jam perjalanan lancar kami sampai di terminal Leuwi Panjang Bandung.

Pukul 12:00 WIB
     Kami adalah Ahmad ketok,Nurdin kolay,Feri, Ilham debleng,dan saya Bacun,sampai di Bandung. Hujan pun mulai turun,belum juga sampai tujuan,kami sudah di hantam hujan tapi itu bukan suatu alasan untuk mengurungkan niat kami. Sambil menunggu hujan reda,rasanya perut ingin di cas,para pedagang makanan sudah memanggil manggil kami.Nah..ini dia,ketoprak tahu  ala Bandung sudah di pesan 4 porsi,seorang teman kami makan di warung nasi.

Pukul 13:00 wib
     Hujan sudah mulai reda, kami siap melanjutkan perjalanan,mencari angkot 05 warna merah menuju lampu merah rp.3000/orang.di lanjutkan naik angkutan jurusan panggalengan.sebenarnya dari sini jalur terdekat adalah jurusan ciparay-pacet,tapi kami mengambil jurusan pangalengan karena kami seperti terpropokasi calo angkot untuk melalui jalur pangalengan,mungkin karena hujan terus mengguyur.
Ongkos rp.15000/orang,sekitar 3 jam kami melaju menuju Pangalengan,jalan yang berkelok kelok,naik turun,di tambah angkutan odong odong membuat kami dan penumpang lain naik tensi darah,tapi seru juga tidak bikin bĂȘte.

Pukul 16:00 WIB
     Kami sudah sampai di terminal Pangalengan,wiiiy..hujanya makin deras,dari pada basah kuyup mendingan berteduh dulu.sambil bakar rokok kretek di tambah gorengan angat.setelah kira kira 30 menit hujan berganti gerimis,dilanjut naik colt menuju pintu perkebunan Malabar.rp.3000/orang colt odong odong melaju naik ke jalur kolak kelok,”tancap terus kang….”teriak teman kami.
Pukul 17:00 WIB
Kami sudah di depan Pintu perkebunan Malabar,ada banyak jalur menuju pendakian,antaranya menuju Papandayan Garut,gn.Malabar,gn.Wayang, dan lain-lain. Sambil istirahat dan ngopi-ngopi dulu,kami berpoto-poto dulu,sambil  menunggu gerimis berhenti.Sudah hamper 30 menit,gerimis tak kunjung pulang,terpaksa kami melanjutkan perjalanan menuju Gn.Wayang.Hari pun mulai gelap,germis makin bertambah hujan lebat,kami tatap berjalan menyusuri perkebunan Malabar.

Pukul 18:00 WIB
     Azan Magrib sudah berkumandang dari perkampungan,kami masih saja di perjalanan dengan pakaian basah kuyup,kami merasa lelah ditambah kedinginan,soal perut jangan di Tanya,tentunya ga mau di ajak kompromi,tanpa ada komentar apapun di antara kami,perjalanan tetap berlanjut. Tiba tiba dari belakang ada sebuah mobil anggkot yang mau pulang,kami di tawari naik sampai ke perapatan,dari pada makin lelah ikut aja mumpung gratis.Sambil bertanya Tanya ternyata mobil dari perkebunan,dia merasa kasihan pada kami,dengan berbesar hati dia menawarkan jasa.
     Diperjalanan yang begitu gelap,tanpa ada peneragan satupun tanpa ada pemukiman kami semakin ngedown mental kami,pasrah apa yang mesti kami lakukan dengan keadaan begini.untungnya bertemu patrol Security perkebunan,kami bertanya lalu kami di alihkan perjalanan menuju pemukiman,kurang lebih 300 meter ada pemukiman penduduk,lalu kami melapor ke rumah Pak RW,sekaligus mau minta izin menginap,setelah berbasa basi ala Bandung  sambil di layani layaknya tamu agung dan proses registrasi domisili dengan 2 buah kartu KTP,kami di izin kan menginap di rumah ibunya pak rw,namanya Rw.Dedi.
Alhamdulilah kami bisa istirahat di rumah ibu nya Pak Rw Dedi….
Kami di layani bagaian tamu agung mungkin karena merasa kasihan,sambil mium kopi dan santap gorengan yang masih panas,ada juga teman kami yang siap siap memanjakan badan karena lelah habis menempuh perjalanan panjang. Sambil santai-santai mirip di pantai,kami ngobrol sama ibu yang baik hatinya dengan logat Bandung,untung nya saya bisa sedikit-dikit logat Bandung dengan nada yang begitu halus,kadang takut salah ucap makanya kata demi kata keluar dengan hati-hati,takut salah malu kita.

16 Nopember 2014

Pukul 06:00 WIB
     Pagi-pagi sekali kami sudah terbangun,karena dinginnya kami tidak lelap tidur. Tidak begitu lama anaknya si ibu mengajak untuk mandi di air panas,air panas ini air uap panas dari kawah gunung yang di alirkan melalui pipa-pipa untuk energi uap panas bumi.lumayan mengurangi rasa dingin.
Setelah mandi kami sarapan gorengan sambil minum kopi di depan rumah si ibu,sambil berkemas untuk  melanjutkan perjalanan,di pagi yang se cerah ini kami berpoto-poto buat kenangan,sambil menghirup udara yang sangat segar.

Pukul  07:00 WIB
     Setelah semua sudah siap dan berpamitan ke pak Rw.Dedi dan ibunya kami melanjutkan perjalanan menuju Gunung Wayang,mengitari perbukitan kanan kiri perkebunan teh  yang sangat luas bagaikan lautan teh.menanjak ke hutan pinus kaki gunung windu.Naik turu bukit tanpa henti menyusuri pipa pipa uap dari kawah,kadang  kami kebingungan kemana jalanya,setiap ada orang pribumi yang hendak berkebun jadi sasaran bertanya,setelah 2  jam berjalan menanjak terlihat pengeboran uap gunung.lalu kami sampai di cabang jalur dari ciparay(setu cisanti)istirahat sejenak sambil poto-poto,kami tidak melanjutkan ke puncak karena kami sudah banyak kehilangan waktu,akhirnya kami putuskan untuk kembali lewat cisanti menuju ciparay. mengitari berkebunan teh masuk ke hutan pinus mengitari lagi hutan pinus kaki gunung  Bedil,lalu masuk ke perkebunan sayur warga.kanan – kiri semua sayur mayor,hampir 3 jam kami berjalan melelahkan, perut terasa lapar terpaksa istirahat masak liwetan dulu.di tengah perkebunan warga di atas bukit kemiringan 15 derajat kami istirahat.

Pukul 13:00 WIB

    Setelah semua siap,kami meneruskan perjalanan menuju setu Cisanti,masih menyusuri perkebunan warga melaju tanpa henti,sekitar  1 jam kami sudah sampai di setu cisanti,setu yang mempunyai  7 mata air,juga merupakan hulu sungai citarum.di sini terdapat petilasan  Dipati ukur,kamiu istirahat sambil santai-santai,ada yang berjemur juga jalan –jalan sekitar setu,hampir 2 jam kami habiskan waktu di cisanti, sekitar pukul 4 sore kami pulang menuju ciparay,awalnya kami jalan kaki,sudah kerasa lelah kami naik angkutan gratis truk engkel,lumayan


Pintu Gerbang Perkebunan Malabar



Papan Petunjuk








Monday, April 13, 2015

Jalur Pendakian GUNUNG GEDE (TNGHP)2958 mdpl-via Cibodas

      Pendakian awal di 2015,kali ini di awali dengan pendakian gunung gede bersama anak ABC (Adventure Bikers Comuniti) parung tanjung.karena sebelumnya Expedisi SiBupet bersama anak KALAPUGUR-Cikeas.

     Sepulang mendaki catatan ini baru ditulis,untuk lebih lanjutnya mari kita simak catatan Si Bupet ini.

Gunung Gede

Gunung Gede merupakan sebuah gunung yang berada di
Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Gede berada dalam ruang
lingkup Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan
salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali
diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Gunung ini
berada di wilayah tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor,
Cianjur dan Sukabumi, dengan ketinggian 1.000 - 3.000 m.
dpl, dan berada pada lintang 106°51' - 107°02' BT dan
64°1' - 65°1 LS. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede
18 °C dan di malam hari suhu puncak berkisar 5 °C, dengan
curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun.
      Gerbang utama menuju gunung ini adalah dari Cibodas dan Cipanas.
Gunung Gede diselimuti oleh hutan pegunungan , yang
mencakup zona-zona submontana, montana, hingga ke
subalpin di sekitar puncaknya. Hutan pegunungan di
kawasan ini merupakan salah satu yang paling kaya jenis
flora di Indonesia, bahkan di kawasan Malesia .
Objek Penelitian
     Gunung Gede mempunyai keadaan alam yang khas dan
unik, hal ini menjadikan Gunung Gede sebagai salah satu
laboratorium alam yang menarik minat para peneliti sejak
lama.

     Tercatat pada tahun 1819, C.G.C. Reinwardt sebagai orang
yang pertama yang mendaki Gunung Gede, kemudian
disusul oleh F.W. Junghuhn ( 1839 -1861 ), J.E. Teijsmann
( 1839 ), A.R. Wallace ( 1861 ), S.H. Koorders ( 1890 ), M.
Treub ( 1891 ), W.M. Docters van Leeuwen ( 1911); dan
C.G.G.J. van Steenis ( 1920-1952 ) telah membuat koleksi
tumbuhan sebagai dasar penyusunan buku The Mountain
Flora of Java yang diterbitkan tahun 1972 .
Gunung Gede juga memiliki keanekaragaman ekosistem
yang terdiri dari formasi-formasi hutan submontana ,
montana , subalpin ; serta ekosistem danau , rawa , dan
savana.
      Gunung Gede terkenal kaya akan berbagai jenis burung
yaitu sebanyak 251 jenis dari 450 jenis yang terdapat di
Pulau Jawa. Beberapa jenis di antaranya merupakan burung
langka yaitu elang Jawa ( Spizaetus bartelsi ) dan celepuk
jawa ( Otus angelinae ).
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango ditetapkan oleh
UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977 , dan
sebagai Sister Park dengan Taman Negara

Objek Pariwisata

     Gunung Gede maupun kawasan Taman Nasional Gede
Pangrango juga merupakan objek wisata alam yang menarik
dan banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik
maupun internasional.

Telaga Biru.
Danau kecil berukuran lima hektare (1.575
meter dpl.) terletak 1,5 km dari pintu masuk Cibodas. Danau
ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena
ditutupi oleh ganggang biru.

Air terjun Cibeureum.
Air terjun yang mempunyai
ketinggian sekitar 50 meter terletak sekitar 2,8 km dari
Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis
lumut merah yang endemik di Jawa Barat.

Air Panas.
Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam perjalanan
dari Cibodas.

Kandang Batu dan Kandang Badak.
Untuk kegiatan
berkemah dan pengamatan tumbuhan/satwa. Berada pada
ketinggian 2.220 m. dpl dengan jarak 7,8 km atau 3,5 jam
perjalanan dari Cibodas.

Puncak dan Kawah Gunung Gede.
Panorama berupa
pemandangan matahari terbenam/terbit, hamparan kota
Cianjur - Sukabumi-Bogor terlihat dengan jelas, atraksi
geologi yang menarik dan pengamatan tumbuhan khas
sekitar kawah. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang
masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu
dan Wadon. Berada pada ketinggian 2.958 m. dpl dengan
jarak 9,7 km atau 5 jam perjalanan dari Cibodas.
Alun-alun Suryakencana. Dataran seluas 50 hektare yang
ditutupi hamparan bunga edelweiss . Berada pada ketinggian
2.750 m. dpl dengan jarak 11,8 km atau 6 jam perjalanan
dari Cibodas.

Legenda Rakyat

     Sejarah dan legenda yang merupakan kepercayaan
masyarakat setempat yaitu tentang keberadaan Eyang
Suryakancana . Suryakancana adalah Putra dari Dalem
Cikundul atau Rd. Aria Wira Tanu I, pendiri Cianjur dan
bupati Pertama Cianjur, hasil dari pernikahannya dengan
Putri Jin. Masyarakat percaya bahwa Eyang Suryakencana
yang notabene nya adalah bangsa jin, masih bermukin di
sekitar gunung Gede, dan menjadi penguasa bangsa jin di
gunung tersebut. Pada saat tertentu, banyak orang
khususnya penganut Agama Sunda Wiwitan masuk ke goa-
goa sekitar Gunung Gede untuk semedhi / bertapa maupun
melakukan upacara religius.
Rute Pencapaian
     Untuk mencapai lokasi Taman Nasional Gede Pangrango
bisa ditempuh melalui rute Jakarta- Bogor -Cibodas dengan
waktu sekitar 2,5 jam (± 100 km) menggunakan mobil, atau
Bandung -Cipanas- Cibodas dengan waktu 2 jam (± 89 km),
dan Bogor-Salabintana dengan waktu 2 jam (52 km).

Jalur pendakian

     Gunung Gede-Pangrango adalah satu-satunya
gunung yang menjadi faforit para pendaki di
Indonesia, kurang lebih 50.000 pendaki per tahun,
meskipun peraturan dibuat seketat mungkin, bisa
jadi karena lokasinya yang berdekatan dengan
Jakarta dan Bandung.
Maka dari itu untuk mengembalikan habitatnya
tiap bulan Agustus ditutup untuk pendaki juga
antara bulan Desember hingga Maret. Untuk
mengurangi kerusakan alam maka dibuatlah
beberapa jalur pendakian, namun jalur yang
populer adalah melalui pintu Cibodas.
Untuk mendaki Gunung Gede dan Gunung
Pangrango di berlakukan sistem bookin, 3 sampai
30 hari sebelum pendakian harus booking dahulu.
Jumlah pendaki di batasi hanya 600 per malam,
300 melalui jalur Cibodas, 200 jalur Gunung Putri,
dan 100 jalur Selabintana.

Rute Pendakian Gunung Gede dan Gunung Pangrango
· Jalur Pendakian Cibodas
· Jalur Pendakian Gunung Putri
· Jalur Pendakian Salabintana

Transportasi

Jalur Pendakian Cibodas :
      Cibodas (1.425mdpl) dapat ditempuh dengan
menggunakan kendaraan umum
jurusan Jakarta - Bandung. Turun di
pertigaan Cibodas, disambung dengan
mobil angkutan kecil ke Kebun Raya
Cibodas.Di sekitar Kebun Raya Cibodas
terdapat tempat parkir yang luas,
banyak terdapat pedagang makanan
dan oleh-oleh di sepanjang jalan. Ada
juga lokasi untuk berkemah di dekat
kantor Taman Nasional. Lebatnya
hutan tropis di lereng gunung Gede-
Pangrango ini sudah terasa di Cibodas,
namun suasana hutannya terpotong
oleh padang golf yang sangat luas
hingga ke arah puncak gunung
pangrango.

Jalur Pendakian Gunung Putri :
      Untuk menuju Gunung Putri dari Jakarta naik
bus jurusan Bandung / Cianjur turun di
Pasar Cipanas. Dari belakang Pasar
yang merangkap terminal ini kita naik
mobil angkot ke Gunung Putri. Sebelum
melakukan pendakian kita harus
booking terlebih dahulu 3-30 hari
sebelum hari pendakian di Kantor
Pusat Taman Nasional yang terletak di
Cibodas.

Jalur Pendakian Salabintana :
     Selabintana (960 mdpl) adalah kawasan wisata yang
sangat menarik. Hotel, penginapan,
tempat bermain, air terjun dan bumi
perkemahan menjadikan kawasan ini
ramai dikunjungi siapa saja. Kaum
Remaja dari Bandung dan Jakarta
sering mengadakan camping di lokasi
ini. Jalur pendakian Selabintana
kurang diminati oleh para pendaki.
Banyak hal yang menjadi alasan
yakni:

     Membutuhkan waktu yang lebih lama baik
dalam pendakian.
     Akses kendaraan umum yang susah dan lebih
jauh.
     Jalurnya lebih berat, berlumpur dan banyak
pacet.

Pendakian Si Bupet  jalur Cibodas

03 April 2015

     Waktu yang sudah di rencanakan sudah terlaksana,ssat ini expedisi Si Bupet tidak bersama HIPAPUCI-KALAPUGUR, tapi bersama anak ABC (Adventur Bikers Comunity) dari Parungtanjung. Catatan ini baru di tuli dan di share karena sepulang mendaki saya sibuk dengan urusan kantor perusahaan dan kantor perdapuran.

03:00 WIB
     Pagi-pagi sekali om saya sudah ketuk-ketuk pintu,membangunkan saya siap ke basecamp ABC. Disanansudah menunggu 2 anak ABC, Wahyu dan Wahab. Kami berempat siap berangkat menuju Nit Cicadas,carter angkot menuju Jagorawi. Kami adalah Kobe (om ndut),wahyu,Wahab, dan saya Bacun. Siap menuju Jagorawi walaupun mata masih terasa berat melek namun ahirnya tak terasa suda sampai.sambil menungu bus kami bersantai dulu sambil menghisap sebatang rokok. Tepat pukul 4:00 wib,bus Kampung Kambutan jurusan Cianjur sudah kelihatan. Tidak menunggu apalagi langsung meluncur. Beruntung tidak macet,Kurang lebih 2 jam kami sudah ada di petigaan Cibodas.

06:00 WIB
      Kami sudah di pertigaan Cibodas,baru saja turun dari bus sudah ada angkot yang menunggu siap anter ke kebun raya,kurang lebih 15 menit sudah sampai di kebun raya. Sampai di sini kami tidak mendaki, kami memutuskan untuk istirahat dulu di warung sambil MCK malum belum mandi dari rumah,habisnya masih terlalu pagi. Sebut saja teh ETI yang baik hati siap melayani kami dan mempersilahkan agar kami istirahat dulu di bale-bale yang cukup luas, sambil sarapan dan ngopi kami mencari perlengkapan yang perlu kami lengkapi.

08:00 WIB
Pendakian baru mulai..e
      Setelah semuanya siap, setelah berdoa, inilah awal perjalan kami menuju pos pemeriksaan Simaksi. Di sana saya dapat teguran dari petugas simaksi, karena saya membuang puntung rokok sembarangan, lumayan bonus pagi-pagi. Di sini para pendaki di wajibkan untuk memperlihatkan izin Simaksi dari departmen kehutanan dan mengisi form barang bawaan yang menghasilkan sampah. Wajib untuk pendaki menggunakan sepatu khusus, pemeriksaan juga ketat agar tidak membawa barang deterjen seperti sabun, sampo dan odol yang dapat mencemari lingkungan dan sumber air, senjata tajam pun di larang seperti pisa,golok dan lainnya, kecualu pisau lepit, dilarang membuat api unggun ketika di hutan, lalu membawa kembali sampah bekas/sisa-sis keperluan kita, yang nantinya akan di buang di TPS para pendaki yang sudah di siapkan di dekat pos penjagaan. Itulah peraturan yang wajib di patuhi, karena kalo tidak petugas akan membatalkan pendakian kita, atau menyita barang yang dilarang untuk di bawa.
      Setelah proses laporan selesai, kami langsung saja melanjutkan pendakian, dan inilah awal yang mengesankan dari pendakian kami, jalan berbatu dan menanjak menuju hutan tropis, tidak jauh dari area ini terdapat jalur untuk pengamatan dan penelitian tumbuhan dan satwa, tidak berapa lama kami disambut oleh kicauan beraneka macam burung dan monyet hitam yang bergelantungan.
       Perjalanan terus menanjak dan masih berbatu, lalu kita akan menemukan bangunan beratap, shelter I ini tempat istirahat sementara namun kami tetap melangkah dan kita akan menemukan shelter II, di sini terdapat telaga biru yang airnya terlihat biru ketika kena matahari, karena dibawahnya terdapat tumbuhan ganggang, jarak dari cibodas kurang lebih 1,5 km.
        Selanjutnya tidak jauh dari telaga biru, akan melewati jembatan beton yang dulu terbuat dari kayu, panjangnya kurang lebih 1 km, lalu akan sampai di pos rawa gayang agung(gayonggong). Disini banyak pendaki yang memanfaatkan suasana ini,bersantai dan berpoto-poto dan menikmati asrinya hutan dan kicauan burung. Perjalanan masih berbatu dan menanjak terus, hingga di pos pertigaan panyancangan (1625 mdpl). Pos ini merupakan pertigaan menuju curug cibeureum ke bawah, untuk menuju puncak lurus menanjak. Disini terdapat pos untuk istitahat dan terdapat papan penunjuk, menuju puncak gede 8,5 km, puncak pangrango 10,5 km, air panas 2,8 km.
         Setelah perjalanan menanjak dari pertigaan kita akan sampai di shelter Rawa Denok I dan Rawa Denok II, sepanjang shelter ini perjalanan tetap menanjak, jaraknya pun kurang lebih 1 km tiap shelter, tiap shelter terdapat bangunan beratap yang bisa di jadikan tempat istirahat dan berteduh ketika hujan. Pendakian semakin memanas, jalan makin berliku dan menanjak terjal dan kita akan sampai di shelter Batu Kukus I dan Batu kukus II yang tiap shelter jaraknya lumayan menegangkan hingga membuat napas makin "ngos-ngosan",
Perjalanan kami sedikit terhambat dengan guyuran hujan, tapi ini bukan suatu penghalang justru makin semangat karena ingin cepat sampai di "kandang badak", Beruntung kami membawa jas hujan. Jalanan semakin licin perlu extra hati-hati karena hamparan batu dan akar licin terkadang berlumpur yang bisa bikin kita terpleset,hujan yang belum reda membanjiri perjalanan kami hingga ke Batukukus III. Tak jau dari sini akan sampai di pondok pemandangan yang bisa kita manfaatkan untuk istirahat dan memandang asrinya hutan, kadang ada juga pendaki yang membuka tenda di sini sebab darurat, karena memang lokasinya cukup untuk membuka 4-6 tenda.
Setelah melewati pos pemandangan kita akan melewati aliran Air Panas, aliran ini berupa lereng curam yang sangat berbahaya dengan suhu kurang lebih 70°c, pendaki yang akan melewati jalur ini perlu hati-hati dan harus antri karena jalur licin, panas, dan hanya bisa di lalui satu jalur dan sempit, jika tidak antri pendaki yang dua arah ketika bersimpangan sulit untuk mendapatkan pegangan dan tumpuan batu yang panas, lalu kita akan sampai di shelter Air Panas, bangunan tempat istirahat sejenak. Disini terdapat sunga kecil yang airnya sangat jernih untuk mandi dan sumber air minum, sebaiknya jangan terlalu lama di sini karena jembatan dan jalan yan sempit yang akan mengganggu perjalanan pendaki lain. Hujan sudah reda perut terasa nyaring bunyinya, di tanjakan  belakan pos ini ada tempat untuk istirahat karena di pos udah penuh oleh pendaki lain, dan kami istirahat sejenak sambil makan nasi bungkus dari rumah, minum kopi yang panas jadi hangat karena dingin.
Setelah istirahat pendakian dilanjutkan menanjak kembali, terkadang ada jalan yang landai, di area ini kita akan sering menemukan jalur landai dan naik turun, tentunya kita sudah dekat dengan area perkemahan yang luas, kandang Batu namanya. Di sini banyak para pendaki yang mendirikan tenda, selain luas dekat dengan mata air, namun kami melanjutkan perjalanan karena tujuan kami adalah Kandang Badak. Hujan kembali turun sejak di kandang Batu, jalur berliku-liku dan menanjak terjal, dari sini terdengar gemuruh air terjun di bawah, ketika cuaca bagus banyak para pendaki yang berpoto disini,

14:00 WIB
     Perjalanan dari kandang Batu sangat terjal di tambah dengan guyuran air hujan yang makin deras, dan akhirnya dengan rasa bersyukurnkami sampai di Kandak Badak, banyak para pendaki termasuk kami yang susah cari lokasi tenda karena selain sangat penuh hujanpun jadi paktor kesulitan, beruntung salah satu dari kami menemukannya.
Lalu lalang para pendaki makin seru dan ramai, walaupun hujan makin deras, ada yang baru tiba ada yang sedang kebingungan dibawah ponco, ada yang sibuk mendirikan tenda saat hujan, adapula yang lagi santai-santai di dalam tenda.
Kandang Badak ini adalah area perkemahan yang sangat luas lebih luas dari kandang Batu, disini merupakan perkemahan sejenak menuju puncak, terdapat mata air jernih di dekat bangunan kandang Badak, lokasi ini juga merupakan pertigaan menuju puncak Gede (kiri) dan puncak Pangrango (kanan), para pendaki sebaiknya mengisi air minum disini sebab di puncak sulit untuk mendapatkan air minum.

16:00 WIB
     Pukul 4 sore Tenda sudah berdiri dan semua sudah rapih, hujan tetap deras. Bersukur semua sudah bisa santai setelah mengisi perut dengan makanan ringan di tambah segelas kopi panas dan rokok kretek. Lelahpun hilang tinggal rasa ngantuk yang tersisa, dan ahirnya kami terlelap pulas hingga maghrib.

18;00 WIB
        Tidak terasa hari sudah gelap, hujanpun sudah reda, kami terbangun dan melihat jam ternyata sudah maghrib. Udara makin dingin, nesling dibuka kembali, acara minum kopi dimulai lagi sambil ngobrol-ngobrol, canda gurau di temanin sebatang rokok, lalu kami persiapkan air minum persediaan yang diambil di mata air dekat bangunan kandang Badak. Kami perhatikan lalu lalang pendaki yang baru datang ataupun kesibukan kesibukan pendaki lain. Sambil bersantai dan cerita tentang perjalana kami dari cibodas, malam makin larut dan kami persiapkan perlengkapan tidur lalu........................

04 April 2015

04:00 WIB
         Pagi-pagi buta saya bagun dan membangunkan yang lain, untuk bersiap bergegas menuju puncak gede, banyak para pendaki yang sudah berangkat dan meninggalkan barang bawaannya. Setelah kami berkemas dengan barang bawaan yang perlu saja. Tepat pukul 5:00 WIB kamipun berangkat menuju puncak gede, dan meninggalkan tenda dan lainnya.
        Perjalanan menuju puncak gede jalannya ke kiri lurus, menanjak terjal dan berbatu. Kanan kiri hutan rimba jalan setapak dan sempit, udara makin dingin beruntung perlengkapan cuaca kami lengkap, hari masih gelap hanya menggunakan batre kepala yang dapat menerangi kami. Perjalanan makin terjal kemiringan 22-25° apalagi ketika melalui jalur yang biasa di sebut tanjakan setan, yaitu tanjakan batu yang terjal dan licin, yang hanya bisa di lalui satu jalur menanjak, karena pendaki yang turun melalui jalur alternatip, tanjakan ini hanya bisa di lalui dengan menggunakan tali dan tambang yang sudah ada. Dari tanjakan ini terlihat gunung Pangrango yang gagah menjulang, banyak para pendaki yang memanfaatkan untuk berpoto sejenak.

08:00 WIB
       Kami sudah di puncak Gede, udara makin dingin dan kencang, terlihat gunung Pangrango yang menjulang, meruncing sempurna beda dengan gunung Gede yang memanjang dan menanjak. Kanan kiri terdapat jurang kawah panas yang masih aktif, tercium aroma belerang dari kawah, di pinggir sebelahnya terdapat padang edelwis yang sangat luas, bisa untuk mendirikan puluhan tenda bahkan ratusan,  alun-alun ini biasa di sebut SuryaKencana.
        Kawah ini mempunyai 2 kawah, yaitu kawah ratu dan kawah wadon keduanya masih aktif. Pemandangan di sekitar terlihat hamparan kota Cianjur, Bogor dan Sukabumi. Dari kejauhan terlihat gunung Salak dan gunung Papandayan. Puncak yang sangat indah namun perlu hati- hati kita berada di jurang yang sangat curam. Kami habiskan waktu untuk berpoto dan santai selama 1 jam, sambil menghirup udara yang sangat segar dan memandang asrinya jagat raya yang sangat luas.

09:00 WIB
         Setelah istirahat sejenak kami pulang dan turun kembali ke perkemahan Kandang Badak melalui jalur awal, namun tidak melewati jalur tanjakan setan, kami turun melalui jalur alternatip, sudah tentu waktu tempuh relatip singkat hanya butuh waktu kurang lebih 1,5 jam saja sudah di perkemahan.
         Tepat pukul 11:00 kami turun ke Cibodas  setelah semua packing  barang - barang, karena memang cuaca sudah mulai lagi mendung dan berkabut. Perjalanan turun makin seru karena tidak seperti menanjak yang melelahkan walau rintik hujan mulai turun. Kurang lebih 4 jam kami sudah di pos pemeriksaan Cibodas, tidak lama tendengar suara adzan Ashar dan pendakianpun berakhir di sini.
          Itulah cerita singkat saya bersama anak Adventure Bikers Comunity semoga banyak manfaat dan hikmah yang saya dapat tentunya juga buat mereka. Setelah di Cibodas kami tidak langsung pulang, kami istirahat dulu di warung yang kemarin kami datangi, sambil bersantai dan makan-makan juga mck, ada juga teman kami yang belanja oleh-oleh. Pukul 18:00 kami berpamitan ke pemilik warung dan beliau sudah menyiapkan carter angkot ke pertigaan Cibodas karena memang hujan kembali turun, lalu kami pulang.

Wasalam...................

Dokumentasi

Rute transport
.cicadas - Jagorawi (angkot).                                      Rp.7000
.Jagorawi - Pertigaan Cibodas (bis jakarta cianjur Rp.20000
.Pertigaan - Kebun Raya (angkor)                               Rp.7000

Situs TNGGP
www.gedepangrango.org
Jln.Raya Cibodas,Cipanas,Cianjur,Jawa Barat,Indonesia 43253



Wednesday, July 23, 2014

Jalur Pendakian GUNUNG SALAK(2211 mdpl)-via Cidahu lintas Cimelati

   Gunung Salak merUpakan kompleks gunung berapi yang terletak di selatan Jakarta, di Pulau Jawa. Kawasan rangkaian gunung ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten BogorJawa Barat. Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah Perum PerhutaniKesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, tetapi sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola sebagaiTaman Nasional Gunung Halimun-Salak.
     Gunung Salak berusia relatif tua sehingga memiliki beberapa puncak. Geoposisi puncak tertinggi gunung ini ialah 6°43' LS dan 106°44' BT dan dinamakan Puncak Salak I dengan ketinggian puncak 2.211 m dari permukaan laut (dpl.).
Banyak yang mengira asal nama "Salak" adalah dari tanaman salak, akan tetapi sesungguhnya berasal dari kata bahasa Sanskertasalaka yang berarti perak.
     Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe A. Puncak tertinggi (Puncak Salak I) menurut Hartmann (1938) adalah puncak berusia tertua. Puncak Salak II berketinggian 2.180 m dpl. dianggap yang tertua kedua. Selanjutnya muncul Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl.
     Terdapat sejumlah kawah aktif yang tidak berasa di puncak. Kawah terbesar, Kawah Ratu, merupakan kawah termuda. Kawah Cikuluwung Putri dan Kawah Hirup merupakan bagian dari sistem Kawah Ratu. Semenjak tahun 1600-an tercatat terjadi beberapa kali letusan, di antaranya rangkaian letusan antara 1668-1699, 1780, 1902-1903, dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1938, berupa erupsi freatik yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri.
     Secara morfologi, Gunung Salak memiliki banyak jurang curam dan dalam. Karena seluruh tubuh gunung sampai puncak tertutup hutan lebat, kontur gunung ini tidak mudah terlihat. Hal ini sering kali menipu pendaki maupun penerbang yang melewati kawasan pegunungan ini. Gunung Salak, meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi, baik karena karakteristik vegetasi maupun medannya.
     Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur. Puncak yang paling sering didaki adalah Puncak Salak II dan Salak I. Jalur yang paling ramai adalah melalui Curugnangka, dari sisi utara gunung. Melalui jalur ini, orang akan sampai pada Puncak Salak II. Puncak Salak I biasanya didaki dari arah timur, yakni Cimelati, dekatCicurug, Sukabumi. Puncak Salak I dapat juga dicapai dari Puncak Salak II, dengan banyak kesulitan, dari Sukamantri, Ciapus. Di Puncak Salak I terdapat petilasan (berwujud kuburan) yang disebut-sebut sebagai petilasan "Embah Salak". Jalur lain adalah "jalan belakang" lewat Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu, dekat Gunung Bunder.
     Gunung Salak populer sebagai ajang tempat pendidikan bagi klub-klub pecinta alam, terutama sekali daerah punggungan Salak II. Ini dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini. Juga memiliki jalur yang cukup sulit bagi para pendaki pemula dikarenakan jalur yang dilewati jarang ditemukan cadangan air kecuali di Pos I jalur pendakian Kawah Ratu. Namun demikian, di puncak Salak I ditemukan kubangan air hujan.
     Cimelati Di jalur ini masuk dari desa cibuntu, Jika melewati track ini kita kan bertmu sebuah Vila besar sebelum mencapai pos/shelter 1 dan di sini juga terdapat beberapa air terjun, Di jalur ini banyak air yang cukup, dan tempat terakhir kita mengambil air sekitar 5 Meter kurang lebih dari pos/shelter 3 karna ada saluran air milik warga setempat yang di sebut juga dengan Pos/shelter Air, Setelah pos/shelter ini kita tidak bisa menemukan air maka bawalah cadangan air setelah kita melewati pos/shelter ini. jika anda melewati ini akan melewati 7 pos/shelter yang mana akan tertanda/di berinama di setiap pos/shelter. dan pos yang ke 7 adalah puncak salak 1.

     Untuk pendakian kami kali ini,melalui jalur Gunung cangkuang (Cidahu). Jalur ini banyak sekali rintangan yang harus kita lalui. Pendakian kami di awali dari tanah kelahiran kami, Cikeas.
Hari Rabu,14  Mei  2014
07:00 WIB
     Kami  berangkat dari base camp” KALAPUGUR-HIPAPUCI “,kami adalah jalan ketok,degol dan saya Bacun,haya bertiga meluncur langsung ke telajung cikeas,sambil santai dan menyiapin berbekalan yang kurang,sekitar satu jam kami sudah di carteran angkot   menuju jagorawi tak lebih Rp5000/orang kami sudah di jagorawi dengan waktu kurang lebih satu jam.setelah istirahat 10 menit kami langsung menaiki bus jurusan Depok – Sukabumi dengan tarip Rp10000/orang hari biasa,untuk hari hari besar mungkin berbeda.
13:00 WIB
     Setelah perjalanan 4 jam karena terhambat macet,kami sudah sampai di pertigaan CIDAHU, lalu kami memutuskan untuk makan siang dulu karena perut rasanya bersiul-siul.setelah istirahat kami langsung naik angkot warna putih menuju JAVANASPA ongkos Rp.5000/orang,namun sayang hanya sampai terminal saja,untuk melanjutkan ke pos jaga Wana Wisata Gunung Cangkuang kami terpaksa harus berjalan kaki sekitar 5 km.
     Bersukur,setelah lelah kami berjalan,kami dapat tumpangan mobil tentara yang mau jemput anggota pramuka.Setelah tidak begitu lama kami sudahsampai di pos pendakian, pos awal dimana kami harus mengurus surat izin SIMAKS.
 14:30 WIB
     Kami sudah berada dipos pendaftaran,lalu kami mengurus izin pendakian SIMAKS,yaitu surat izin dari Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS),setelah itu kami beristirahat sejenak,minum kopi,kebetulan di pos 1,camp damar (dekat Javanaspa)ini terdapat warung kopi sambil ngobrol sama anggota Marinir yang tadi ajak kami tumpangan.
15:00 WIB
     Pukul 3 sore,setelah beristirahat kami memutuskan untuknaik ke puncak salak 1,dengan cuaca yang sedikit mendung kami tetap bertekat untuk naik,tidak ada rasa putus asa,tapi bukan berarti nekat yang ada hanya semangat. Pendakian sementara ini kadang terjal kadang landai yang jelas masih bisa di jangkau kendaraan motor. Setelah tidak begitu lama kami sampai di pos 2,dimana persimpangan ke kanan Javanaspa sedangkan ke kiri menuju kawah ratu.lalu kami ambil jalur kiri menuju kawah ratu.jalur sedikit naik dan terjal dengan batuan dan tumbuhan lumut,mesti hati hati agar tidak terpeleset,tiak begitu lama jalur agak landai dan akan sampai di pos 3,di sana akan terdapat jembatan dan sungai kecil.
    Setelah 40 menit akan ada perempatan jalur pos 4,ke kanan menuju Javanaspa,ke kiri menuju kawah ratu,sedangkan lurus adalah sungai. Kami ambil jalur kiri ,setelah tidak begitu lama kami sudah sampai di shlester III,camp Bajuri,di mana persimpangan menuju ke kawah ratu jalur kiri,sedangkan jalur ke puncak salak 1 jalur lurus,di shelesteritu terdapat aliran sungai,di situ tempat terahir pengambilan air minum,karena di atas tidak ada mata air minum,di situ juga terdapat area mendirikan tenda,kami sarankan jika cuaca buruk atau waktu kita sudah habis jangan naik ke puncak salak dulu,lebih baik kemping disitu.
     Namun kami begitu sedikit nekat,dengan kondisi cuaca yang gerimis kami lanjutkan pendakian,jalurnya sangat berlumput licin dan terjal,terdapat kubangan kubangan air bekas babi hutan. Hujan tambah lebat kami sangat kedinginan kelelahan dan yang jelas lapar,namun tidak melunturkan semangat kami.
18:00 WIB
     Setelah melewati rintangan yang sangat extrim dengan cuaca yang memang buruk,3 jam sudah kami lalui,kami sudah tidak kuat,dengan pakaian danperlengkapan yang basah kami memutuskan untuk mendirikan tenda,di km 2 HS, di SHELESTER IV, kondisi yang sangat basah kami tidak bisa tidur karena hampir semua pakaian kami basah,untung saja kami membawa kantung pelastik besar jadi sebagian ada yang kami bungkus. Malam pun  semakin gelap,hujan tak reda ,rasa lapar terasa di perut,kami kehabisan air untuk masak dan minum,masih bersukur hujan turun,ketika reda kami menyaring genangan air hujan yang mengalir di jalan lintasan,kami terpaksa karena kekurangan air,namun kami menggunakn tehnik penyaringan aliran air gaya kami,untuk menyeterilkan air.
    Setelah makan dan minum kopi,hujan kembali turun,kami di hantam habis habisan,tak ada jalan lain selain berdoa mohon perlindungan.malam semakin larut kami berharap cepat siang,kami sudah tidak kuat,bukan hanya hujan dan rasa dingin yang kami hantui tapi rasa misterius pun kami rasakan,kami merasa hutan ini berbicara berteriak dan tertawa. Namun kami tetap sabar dan berdoa. tidak ada aktipitas lain selain berdoa,saat itu hati kami hanya tertuju pada yang kuasa, minta perlindungan hingga pagi hari.

Hari Kamis, 15 Mei 2014
06:00 WIB
     Pagi – pagi sekali kami sudah menyiapkan untuk sarapan,sambil poto poto dan minum kopi di temenin sebatang rokok kami menghirup udara pagi yang segar.
Sejenak aku takjub pada ciptaan yang maha Kuasa,di shelester IV ini pandangan mata serasa mengalahkan keinginan menguasai dunia,terlihat di arah barat kawah ratu yang begitu gagahnya menggeram,sedangkan di arah selatan Gunung Gede terlihat berwibawa.
     Sambil ngopi-ngopi dan menyiapkan sarapan,kami juga sambil berkemas untuk melanjutkan ke puncak salak 1, menjemur pakaian dan peralatan yang basah,juga menyiapkan mental agar tetap semangat.

09:00 WIB
     Kami siap untuk melanjutkan perjalanan,di awali dengan tanjakan yang sangat extrim dan berlumpur,di tmbah licin bekas hujan kemarin,kami merayap sedikit demi sedikit dengan bantuan akar-akar pohon. Perjalanan kami sekitar 3 km lagi dengan waktu tempuh kira-kira 3-4 jam perjalanan menuju puncak.
     Di km 3 hs,jalan semakin tambah extrim,kami sarankan buat yang mau mendaki agar menggunakan sepatu husus,karena jalur sangat licin dan terjal.kabut semakin menebal bertanda akan turun hujan lagi,namun kami tetap semangat untuk melanjutkan, tiap shelester tiap pos dan tiap patok jarak kami pegang erat-erat karena rasa bangga dan syukur.
     Di km 3 ini,kami menyusuri pinggiran jurang kawah ratu, hanya bantuan akar-akar saja yang bisa kami gunakan untuk menopang, udarapun semakin menipis karena lebatnya hutan dan ketinggian gunung hingga kami kadang merasa sesak napas. di km 4 kami merasa sangat lelah kehabisan napas, kami sempat putus asa enggan melanjutkan,pasrah,lelah, namun kami pikir sayang sudah jauh-jauh tidak nyampe puncak, kembali pun percuma karena jarak untuk kembali sudah sangat jauh,dengan niat dan tekat kuat kami kobarkan kembali semangat.

10:40 WIB
     Kami sudah di puncak bayangan, puncak ini adalah puncak awal menuju puncak salak 1, siapa pun di puncak ini akan merasa lega karena merasa puncak salak 1 sudah dekat, hanya tinggal 1 km lagi.

12:00 WIB
    Tepat jam 12 siang kami sudah nyampe di puncak salak 1, ALHAMDULILAAAAAAAAH, itulah ucapan pertama kami karena rasa syukur yang mendalam. langsung saja kami buka perbekalan yang sudah di siapkan di shelester IV, perut rasanya berkomentar.
     Setelah perut merasa lega kami lanjutkan berziarah ke makam EMBAH SALAK dengan nama asli R.KH.Muhamad Hasan bin R.KH Bahyudin Praja Kusumah (masih keturuna Pr.Kian Santang),setelah itu sampil menjemur pakaian basah,setelah sholat djuhur kami pantau tempat-tempat dan jurang-jurang yang extrim dan indah.Rasa lelah terbalas semua,tak ada kata yang mau di ucapkan saat itu,hanya rasa bangga karena perjuangan kami.

13:00 WIB
     Kami siap turun,sebelumnya kami bimbang arah mana menuju jalur Ci melati,karena lintasan kami pulang menuju Ci Melati, banyak sekali jalur luntasan sayang kompas kami tertinggal,masih untung kami bisa melihat matahari karena saat itu matahari mau menampakan,tak ragu lagi kami pilih jalur menuju Timur, tak begitu lama ada rombongan dari pecinta alam Katulistiwa yang naik lewat ci Melati, saat itu kami semakin percaya diri memilih jalur Timur. setelah berkenalan dan berbincang dengan pecinta alam Katulistiwa kami melanjutkan turun lintas Ci Melati, diperkirakan sekitar 4-5 jam menuju Ci melati.
     Setelah 1 jam kami turun kami merasa lapar,kami pun buka alat masak dan menyiapkan,namun saat kami sedang menyantap makanan,kabut mulai turun hujan pun menyertainya.
     dari perjalanan pulang sekitar 3 jam tanpa henti tanpa lelah,istirahatpun kadang sebentar karena hujan semakin lebat,kabut semakin gelap,hutan seperti bicara meneriakan kami,"cepaaat-cepaaat kalau ingin selamat", memang kami mengejar waktu karena ingin keluar hutan sebelum malam, jika terjadi sangat berbahaya tak ada yang bisa memberi bantuan karena saat itu hanya kami bertiga yang mendaki puncak salak 1, lalu menyusul PA Katulistiwa itu pun dari jalur Ci Melati.

17:00 WIB
     Setelah kami hantam batu-batu dan genangan air hujan,waktu demi waktu sampai di hutan pinus,di sinilah kami merasa lega karena di perkirakan jalan perkampungan sudah dekat,benar saja perkampungan sudah mulai kelihatan,sudah terdengar suara solawatan di mesjid terdekat,lega rasanya. menyusuri jalan perkampungan setelah kami bersih-bersih di mata air perkebunan warga,namun hujan tetap mengguyur kami.tak peduli kami lanjutkan perjalnan sambil mencari warung untuk istirahat.
     Setelah istirahat di warung walaupun guyuran hujan tetap membasahi kami tetap pada pendirian,melanjutkan perjalanan menuju pos lalu berjalan menuju pasar ci curug sekitar 3 km.dari pasar kami lanjutkn pulang naik mobil angkot menuju ci Awi Rp.10000/orang,di situlah akhir perjalanan kami karena sampai ci Awi adalah tempat kami memulai kemana lagi perjalanan akan dilanjut,namun kami memilih jalan pulang menuju cikeas. 

Itulah perjalanan kami,banyak sekali cerita,kesan pahit dan manis dan pelajaran yang kami dapat yang tidak saya tulis dari pendakian ini.

Alhamdulillah..........


DOKUMENTASI


PETA GUNUNG SALAK 1 www.bacunbupet.blogspot.com


Bacun-Degol (Gunung Cangkuang-TNGHS)
Bacun-Ketok (Camp Damar-TNGHS)
Ketok-Degol (menuju Salak 1)
Bacun-Ketok (Camp Bajuri-Simpang Salak 1)
Selester IV (Salak 1)
Puncak Salak 1


Puncak Salak 1


Puncak Salak 1



Degol (Makam Mbah Salak)




Bacun (Makam Mbah Salak)



Bacun (Hutan Rimba Lintas Cimelati)



Jalur Cimelati (Istirahat)



Jalur Cimelati (Masak-Masak)