Pendakian awal di 2015,kali ini di awali dengan pendakian gunung gede bersama anak ABC (Adventure Bikers Comuniti) parung tanjung.karena sebelumnya Expedisi SiBupet bersama anak KALAPUGUR-Cikeas.
Sepulang mendaki catatan ini baru ditulis,untuk lebih lanjutnya mari kita simak catatan Si Bupet ini.
Gunung Gede
Gunung Gede merupakan sebuah gunung yang berada di
Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Gede berada dalam ruang
lingkup Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan
salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali
diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Gunung ini
berada di wilayah tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor,
Cianjur dan Sukabumi, dengan ketinggian 1.000 - 3.000 m.
dpl, dan berada pada lintang 106°51' - 107°02' BT dan
64°1' - 65°1 LS. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede
18 °C dan di malam hari suhu puncak berkisar 5 °C, dengan
curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun.
Gerbang utama menuju gunung ini adalah dari Cibodas dan Cipanas.
Gunung Gede diselimuti oleh hutan pegunungan , yang
mencakup zona-zona submontana, montana, hingga ke
subalpin di sekitar puncaknya. Hutan pegunungan di
kawasan ini merupakan salah satu yang paling kaya jenis
flora di Indonesia, bahkan di kawasan Malesia .
Objek Penelitian
Gunung Gede mempunyai keadaan alam yang khas dan
unik, hal ini menjadikan Gunung Gede sebagai salah satu
laboratorium alam yang menarik minat para peneliti sejak
lama.
Tercatat pada tahun 1819, C.G.C. Reinwardt sebagai orang
yang pertama yang mendaki Gunung Gede, kemudian
disusul oleh F.W. Junghuhn ( 1839 -1861 ), J.E. Teijsmann
( 1839 ), A.R. Wallace ( 1861 ), S.H. Koorders ( 1890 ), M.
Treub ( 1891 ), W.M. Docters van Leeuwen ( 1911); dan
C.G.G.J. van Steenis ( 1920-1952 ) telah membuat koleksi
tumbuhan sebagai dasar penyusunan buku The Mountain
Flora of Java yang diterbitkan tahun 1972 .
Gunung Gede juga memiliki keanekaragaman ekosistem
yang terdiri dari formasi-formasi hutan submontana ,
montana , subalpin ; serta ekosistem danau , rawa , dan
savana.
Gunung Gede terkenal kaya akan berbagai jenis burung
yaitu sebanyak 251 jenis dari 450 jenis yang terdapat di
Pulau Jawa. Beberapa jenis di antaranya merupakan burung
langka yaitu elang Jawa ( Spizaetus bartelsi ) dan celepuk
jawa ( Otus angelinae ).
Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango ditetapkan oleh
UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977 , dan
sebagai Sister Park dengan Taman Negara
Objek Pariwisata
Gunung Gede maupun kawasan Taman Nasional Gede
Pangrango juga merupakan objek wisata alam yang menarik
dan banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik
maupun internasional.
Telaga Biru.
Danau kecil berukuran lima hektare (1.575
meter dpl.) terletak 1,5 km dari pintu masuk Cibodas. Danau
ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena
ditutupi oleh ganggang biru.
Air terjun Cibeureum.
Air terjun yang mempunyai
ketinggian sekitar 50 meter terletak sekitar 2,8 km dari
Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis
lumut merah yang endemik di Jawa Barat.
Air Panas.
Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam perjalanan
dari Cibodas.
Kandang Batu dan Kandang Badak.
Untuk kegiatan
berkemah dan pengamatan tumbuhan/satwa. Berada pada
ketinggian 2.220 m. dpl dengan jarak 7,8 km atau 3,5 jam
perjalanan dari Cibodas.
Puncak dan Kawah Gunung Gede.
Panorama berupa
pemandangan matahari terbenam/terbit, hamparan kota
Cianjur - Sukabumi-Bogor terlihat dengan jelas, atraksi
geologi yang menarik dan pengamatan tumbuhan khas
sekitar kawah. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang
masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu
dan Wadon. Berada pada ketinggian 2.958 m. dpl dengan
jarak 9,7 km atau 5 jam perjalanan dari Cibodas.
Alun-alun Suryakencana. Dataran seluas 50 hektare yang
ditutupi hamparan bunga edelweiss . Berada pada ketinggian
2.750 m. dpl dengan jarak 11,8 km atau 6 jam perjalanan
dari Cibodas.
Legenda Rakyat
Sejarah dan legenda yang merupakan kepercayaan
masyarakat setempat yaitu tentang keberadaan Eyang
Suryakancana . Suryakancana adalah Putra dari Dalem
Cikundul atau Rd. Aria Wira Tanu I, pendiri Cianjur dan
bupati Pertama Cianjur, hasil dari pernikahannya dengan
Putri Jin. Masyarakat percaya bahwa Eyang Suryakencana
yang notabene nya adalah bangsa jin, masih bermukin di
sekitar gunung Gede, dan menjadi penguasa bangsa jin di
gunung tersebut. Pada saat tertentu, banyak orang
khususnya penganut Agama Sunda Wiwitan masuk ke goa-
goa sekitar Gunung Gede untuk semedhi / bertapa maupun
melakukan upacara religius.
Rute Pencapaian
Untuk mencapai lokasi Taman Nasional Gede Pangrango
bisa ditempuh melalui rute Jakarta- Bogor -Cibodas dengan
waktu sekitar 2,5 jam (± 100 km) menggunakan mobil, atau
Bandung -Cipanas- Cibodas dengan waktu 2 jam (± 89 km),
dan Bogor-Salabintana dengan waktu 2 jam (52 km).
Jalur pendakian
Gunung Gede-Pangrango adalah satu-satunya
gunung yang menjadi faforit para pendaki di
Indonesia, kurang lebih 50.000 pendaki per tahun,
meskipun peraturan dibuat seketat mungkin, bisa
jadi karena lokasinya yang berdekatan dengan
Jakarta dan Bandung.
Maka dari itu untuk mengembalikan habitatnya
tiap bulan Agustus ditutup untuk pendaki juga
antara bulan Desember hingga Maret. Untuk
mengurangi kerusakan alam maka dibuatlah
beberapa jalur pendakian, namun jalur yang
populer adalah melalui pintu Cibodas.
Untuk mendaki Gunung Gede dan Gunung
Pangrango di berlakukan sistem bookin, 3 sampai
30 hari sebelum pendakian harus booking dahulu.
Jumlah pendaki di batasi hanya 600 per malam,
300 melalui jalur Cibodas, 200 jalur Gunung Putri,
dan 100 jalur Selabintana.
Rute Pendakian Gunung Gede dan Gunung Pangrango
· Jalur Pendakian Cibodas
· Jalur Pendakian Gunung Putri
· Jalur Pendakian Salabintana
Transportasi
Jalur Pendakian Cibodas :
Cibodas (1.425mdpl) dapat ditempuh dengan
menggunakan kendaraan umum
jurusan Jakarta - Bandung. Turun di
pertigaan Cibodas, disambung dengan
mobil angkutan kecil ke Kebun Raya
Cibodas.Di sekitar Kebun Raya Cibodas
terdapat tempat parkir yang luas,
banyak terdapat pedagang makanan
dan oleh-oleh di sepanjang jalan. Ada
juga lokasi untuk berkemah di dekat
kantor Taman Nasional. Lebatnya
hutan tropis di lereng gunung Gede-
Pangrango ini sudah terasa di Cibodas,
namun suasana hutannya terpotong
oleh padang golf yang sangat luas
hingga ke arah puncak gunung
pangrango.
Jalur Pendakian Gunung Putri :
Untuk menuju Gunung Putri dari Jakarta naik
bus jurusan Bandung / Cianjur turun di
Pasar Cipanas. Dari belakang Pasar
yang merangkap terminal ini kita naik
mobil angkot ke Gunung Putri. Sebelum
melakukan pendakian kita harus
booking terlebih dahulu 3-30 hari
sebelum hari pendakian di Kantor
Pusat Taman Nasional yang terletak di
Cibodas.
Jalur Pendakian Salabintana :
Selabintana (960 mdpl) adalah kawasan wisata yang
sangat menarik. Hotel, penginapan,
tempat bermain, air terjun dan bumi
perkemahan menjadikan kawasan ini
ramai dikunjungi siapa saja. Kaum
Remaja dari Bandung dan Jakarta
sering mengadakan camping di lokasi
ini. Jalur pendakian Selabintana
kurang diminati oleh para pendaki.
Banyak hal yang menjadi alasan
yakni:
Membutuhkan waktu yang lebih lama baik
dalam pendakian.
Akses kendaraan umum yang susah dan lebih
jauh.
Jalurnya lebih berat, berlumpur dan banyak
pacet.
Pendakian Si Bupet jalur Cibodas
03 April 2015
Waktu yang sudah di rencanakan sudah terlaksana,ssat ini expedisi Si Bupet tidak bersama HIPAPUCI-KALAPUGUR, tapi bersama anak ABC (Adventur Bikers Comunity) dari Parungtanjung. Catatan ini baru di tuli dan di share karena sepulang mendaki saya sibuk dengan urusan kantor perusahaan dan kantor perdapuran.
03:00 WIB
Pagi-pagi sekali om saya sudah ketuk-ketuk pintu,membangunkan saya siap ke basecamp ABC. Disanansudah menunggu 2 anak ABC, Wahyu dan Wahab. Kami berempat siap berangkat menuju Nit Cicadas,carter angkot menuju Jagorawi. Kami adalah Kobe (om ndut),wahyu,Wahab, dan saya Bacun. Siap menuju Jagorawi walaupun mata masih terasa berat melek namun ahirnya tak terasa suda sampai.sambil menungu bus kami bersantai dulu sambil menghisap sebatang rokok. Tepat pukul 4:00 wib,bus Kampung Kambutan jurusan Cianjur sudah kelihatan. Tidak menunggu apalagi langsung meluncur. Beruntung tidak macet,Kurang lebih 2 jam kami sudah ada di petigaan Cibodas.
06:00 WIB
Kami sudah di pertigaan Cibodas,baru saja turun dari bus sudah ada angkot yang menunggu siap anter ke kebun raya,kurang lebih 15 menit sudah sampai di kebun raya. Sampai di sini kami tidak mendaki, kami memutuskan untuk istirahat dulu di warung sambil MCK malum belum mandi dari rumah,habisnya masih terlalu pagi. Sebut saja teh ETI yang baik hati siap melayani kami dan mempersilahkan agar kami istirahat dulu di bale-bale yang cukup luas, sambil sarapan dan ngopi kami mencari perlengkapan yang perlu kami lengkapi.
08:00 WIB
Pendakian baru mulai..e
Setelah semuanya siap, setelah berdoa, inilah awal perjalan kami menuju pos pemeriksaan Simaksi. Di sana saya dapat teguran dari petugas simaksi, karena saya membuang puntung rokok sembarangan, lumayan bonus pagi-pagi. Di sini para pendaki di wajibkan untuk memperlihatkan izin Simaksi dari departmen kehutanan dan mengisi form barang bawaan yang menghasilkan sampah. Wajib untuk pendaki menggunakan sepatu khusus, pemeriksaan juga ketat agar tidak membawa barang deterjen seperti sabun, sampo dan odol yang dapat mencemari lingkungan dan sumber air, senjata tajam pun di larang seperti pisa,golok dan lainnya, kecualu pisau lepit, dilarang membuat api unggun ketika di hutan, lalu membawa kembali sampah bekas/sisa-sis keperluan kita, yang nantinya akan di buang di TPS para pendaki yang sudah di siapkan di dekat pos penjagaan. Itulah peraturan yang wajib di patuhi, karena kalo tidak petugas akan membatalkan pendakian kita, atau menyita barang yang dilarang untuk di bawa.
Setelah proses laporan selesai, kami langsung saja melanjutkan pendakian, dan inilah awal yang mengesankan dari pendakian kami, jalan berbatu dan menanjak menuju hutan tropis, tidak jauh dari area ini terdapat jalur untuk pengamatan dan penelitian tumbuhan dan satwa, tidak berapa lama kami disambut oleh kicauan beraneka macam burung dan monyet hitam yang bergelantungan.
Perjalanan terus menanjak dan masih berbatu, lalu kita akan menemukan bangunan beratap, shelter I ini tempat istirahat sementara namun kami tetap melangkah dan kita akan menemukan shelter II, di sini terdapat telaga biru yang airnya terlihat biru ketika kena matahari, karena dibawahnya terdapat tumbuhan ganggang, jarak dari cibodas kurang lebih 1,5 km.
Selanjutnya tidak jauh dari telaga biru, akan melewati jembatan beton yang dulu terbuat dari kayu, panjangnya kurang lebih 1 km, lalu akan sampai di pos rawa gayang agung(gayonggong). Disini banyak pendaki yang memanfaatkan suasana ini,bersantai dan berpoto-poto dan menikmati asrinya hutan dan kicauan burung. Perjalanan masih berbatu dan menanjak terus, hingga di pos pertigaan panyancangan (1625 mdpl). Pos ini merupakan pertigaan menuju curug cibeureum ke bawah, untuk menuju puncak lurus menanjak. Disini terdapat pos untuk istitahat dan terdapat papan penunjuk, menuju puncak gede 8,5 km, puncak pangrango 10,5 km, air panas 2,8 km.
Setelah perjalanan menanjak dari pertigaan kita akan sampai di shelter Rawa Denok I dan Rawa Denok II, sepanjang shelter ini perjalanan tetap menanjak, jaraknya pun kurang lebih 1 km tiap shelter, tiap shelter terdapat bangunan beratap yang bisa di jadikan tempat istirahat dan berteduh ketika hujan. Pendakian semakin memanas, jalan makin berliku dan menanjak terjal dan kita akan sampai di shelter Batu Kukus I dan Batu kukus II yang tiap shelter jaraknya lumayan menegangkan hingga membuat napas makin "ngos-ngosan",
Perjalanan kami sedikit terhambat dengan guyuran hujan, tapi ini bukan suatu penghalang justru makin semangat karena ingin cepat sampai di "kandang badak", Beruntung kami membawa jas hujan. Jalanan semakin licin perlu extra hati-hati karena hamparan batu dan akar licin terkadang berlumpur yang bisa bikin kita terpleset,hujan yang belum reda membanjiri perjalanan kami hingga ke Batukukus III. Tak jau dari sini akan sampai di pondok pemandangan yang bisa kita manfaatkan untuk istirahat dan memandang asrinya hutan, kadang ada juga pendaki yang membuka tenda di sini sebab darurat, karena memang lokasinya cukup untuk membuka 4-6 tenda.
Setelah melewati pos pemandangan kita akan melewati aliran Air Panas, aliran ini berupa lereng curam yang sangat berbahaya dengan suhu kurang lebih 70°c, pendaki yang akan melewati jalur ini perlu hati-hati dan harus antri karena jalur licin, panas, dan hanya bisa di lalui satu jalur dan sempit, jika tidak antri pendaki yang dua arah ketika bersimpangan sulit untuk mendapatkan pegangan dan tumpuan batu yang panas, lalu kita akan sampai di shelter Air Panas, bangunan tempat istirahat sejenak. Disini terdapat sunga kecil yang airnya sangat jernih untuk mandi dan sumber air minum, sebaiknya jangan terlalu lama di sini karena jembatan dan jalan yan sempit yang akan mengganggu perjalanan pendaki lain. Hujan sudah reda perut terasa nyaring bunyinya, di tanjakan belakan pos ini ada tempat untuk istirahat karena di pos udah penuh oleh pendaki lain, dan kami istirahat sejenak sambil makan nasi bungkus dari rumah, minum kopi yang panas jadi hangat karena dingin.
Setelah istirahat pendakian dilanjutkan menanjak kembali, terkadang ada jalan yang landai, di area ini kita akan sering menemukan jalur landai dan naik turun, tentunya kita sudah dekat dengan area perkemahan yang luas, kandang Batu namanya. Di sini banyak para pendaki yang mendirikan tenda, selain luas dekat dengan mata air, namun kami melanjutkan perjalanan karena tujuan kami adalah Kandang Badak. Hujan kembali turun sejak di kandang Batu, jalur berliku-liku dan menanjak terjal, dari sini terdengar gemuruh air terjun di bawah, ketika cuaca bagus banyak para pendaki yang berpoto disini,
14:00 WIB
Perjalanan dari kandang Batu sangat terjal di tambah dengan guyuran air hujan yang makin deras, dan akhirnya dengan rasa bersyukurnkami sampai di Kandak Badak, banyak para pendaki termasuk kami yang susah cari lokasi tenda karena selain sangat penuh hujanpun jadi paktor kesulitan, beruntung salah satu dari kami menemukannya.
Lalu lalang para pendaki makin seru dan ramai, walaupun hujan makin deras, ada yang baru tiba ada yang sedang kebingungan dibawah ponco, ada yang sibuk mendirikan tenda saat hujan, adapula yang lagi santai-santai di dalam tenda.
Kandang Badak ini adalah area perkemahan yang sangat luas lebih luas dari kandang Batu, disini merupakan perkemahan sejenak menuju puncak, terdapat mata air jernih di dekat bangunan kandang Badak, lokasi ini juga merupakan pertigaan menuju puncak Gede (kiri) dan puncak Pangrango (kanan), para pendaki sebaiknya mengisi air minum disini sebab di puncak sulit untuk mendapatkan air minum.
16:00 WIB
Pukul 4 sore Tenda sudah berdiri dan semua sudah rapih, hujan tetap deras. Bersukur semua sudah bisa santai setelah mengisi perut dengan makanan ringan di tambah segelas kopi panas dan rokok kretek. Lelahpun hilang tinggal rasa ngantuk yang tersisa, dan ahirnya kami terlelap pulas hingga maghrib.
18;00 WIB
Tidak terasa hari sudah gelap, hujanpun sudah reda, kami terbangun dan melihat jam ternyata sudah maghrib. Udara makin dingin, nesling dibuka kembali, acara minum kopi dimulai lagi sambil ngobrol-ngobrol, canda gurau di temanin sebatang rokok, lalu kami persiapkan air minum persediaan yang diambil di mata air dekat bangunan kandang Badak. Kami perhatikan lalu lalang pendaki yang baru datang ataupun kesibukan kesibukan pendaki lain. Sambil bersantai dan cerita tentang perjalana kami dari cibodas, malam makin larut dan kami persiapkan perlengkapan tidur lalu........................
04 April 2015
04:00 WIB
Pagi-pagi buta saya bagun dan membangunkan yang lain, untuk bersiap bergegas menuju puncak gede, banyak para pendaki yang sudah berangkat dan meninggalkan barang bawaannya. Setelah kami berkemas dengan barang bawaan yang perlu saja. Tepat pukul 5:00 WIB kamipun berangkat menuju puncak gede, dan meninggalkan tenda dan lainnya.
Perjalanan menuju puncak gede jalannya ke kiri lurus, menanjak terjal dan berbatu. Kanan kiri hutan rimba jalan setapak dan sempit, udara makin dingin beruntung perlengkapan cuaca kami lengkap, hari masih gelap hanya menggunakan batre kepala yang dapat menerangi kami. Perjalanan makin terjal kemiringan 22-25° apalagi ketika melalui jalur yang biasa di sebut tanjakan setan, yaitu tanjakan batu yang terjal dan licin, yang hanya bisa di lalui satu jalur menanjak, karena pendaki yang turun melalui jalur alternatip, tanjakan ini hanya bisa di lalui dengan menggunakan tali dan tambang yang sudah ada. Dari tanjakan ini terlihat gunung Pangrango yang gagah menjulang, banyak para pendaki yang memanfaatkan untuk berpoto sejenak.
08:00 WIB
Kami sudah di puncak Gede, udara makin dingin dan kencang, terlihat gunung Pangrango yang menjulang, meruncing sempurna beda dengan gunung Gede yang memanjang dan menanjak. Kanan kiri terdapat jurang kawah panas yang masih aktif, tercium aroma belerang dari kawah, di pinggir sebelahnya terdapat padang edelwis yang sangat luas, bisa untuk mendirikan puluhan tenda bahkan ratusan, alun-alun ini biasa di sebut SuryaKencana.
Kawah ini mempunyai 2 kawah, yaitu kawah ratu dan kawah wadon keduanya masih aktif. Pemandangan di sekitar terlihat hamparan kota Cianjur, Bogor dan Sukabumi. Dari kejauhan terlihat gunung Salak dan gunung Papandayan. Puncak yang sangat indah namun perlu hati- hati kita berada di jurang yang sangat curam. Kami habiskan waktu untuk berpoto dan santai selama 1 jam, sambil menghirup udara yang sangat segar dan memandang asrinya jagat raya yang sangat luas.
09:00 WIB
Setelah istirahat sejenak kami pulang dan turun kembali ke perkemahan Kandang Badak melalui jalur awal, namun tidak melewati jalur tanjakan setan, kami turun melalui jalur alternatip, sudah tentu waktu tempuh relatip singkat hanya butuh waktu kurang lebih 1,5 jam saja sudah di perkemahan.
Tepat pukul 11:00 kami turun ke Cibodas setelah semua packing barang - barang, karena memang cuaca sudah mulai lagi mendung dan berkabut. Perjalanan turun makin seru karena tidak seperti menanjak yang melelahkan walau rintik hujan mulai turun. Kurang lebih 4 jam kami sudah di pos pemeriksaan Cibodas, tidak lama tendengar suara adzan Ashar dan pendakianpun berakhir di sini.
Itulah cerita singkat saya bersama anak Adventure Bikers Comunity semoga banyak manfaat dan hikmah yang saya dapat tentunya juga buat mereka. Setelah di Cibodas kami tidak langsung pulang, kami istirahat dulu di warung yang kemarin kami datangi, sambil bersantai dan makan-makan juga mck, ada juga teman kami yang belanja oleh-oleh. Pukul 18:00 kami berpamitan ke pemilik warung dan beliau sudah menyiapkan carter angkot ke pertigaan Cibodas karena memang hujan kembali turun, lalu kami pulang.
Wasalam...................
Dokumentasi
Rute transport
.cicadas - Jagorawi (angkot). Rp.7000
.Jagorawi - Pertigaan Cibodas (bis jakarta cianjur Rp.20000
.Pertigaan - Kebun Raya (angkor) Rp.7000
Situs TNGGP
www.gedepangrango.org
Jln.Raya Cibodas,Cipanas,Cianjur,Jawa Barat,Indonesia 43253
No comments:
Post a Comment